Cerita Ramadhan di Jepang: Sahur Lebih Pagi, Ditanya Rekan Kerja

Mahasiswa universitas di Jepang mengikuti kuliah tentang Islam di masjid Tokyo Camii, Tokyo, Jepang, pada 20 Oktober 2004. AFP/TORU YAMANAKA

Ramadhan bagi Muslim di Jepang memiliki keunikan tersendiri salah satunya di tempat kerja.

Aya, seorang pekerja Muslim yang sudah tinggal di Jepang selama enam tahun, berbagi pengalamannya menjalani puasa di Negeri Sakura.

Ketika pertama kali menjalani Ramadhan di Jepang antara 2017 dan 2018, Aya masih berstatus pelajar di sekolah bahasa.

Waktu sahur sekitar pukul 02.30 pagi membuatnya harus menyesuaikan pola tidur dan kerja.

“Subuhnya awal banget jadi mau tidur itu nanggung karena aku enggak bisa tidur singkat. Kan kalau di Indonesia, orang-orang habis Subuh bisa langsung melakukan kegiatan, kayak jam 06.00 atau 07.00 pagi udah mulai berangkat kerja atau sekolah. Kalau di Jepang, sekitar jam 09.00 pagi baru mulai kegiatan," jelas Aya kepada Ohayo Jepang pada Minggu (2/2/2025).

Selain sekolah, Aya juga bekerja paruh waktu sebagai loper koran di Jepang.

Kadang-kadang ia harus mengantar koran ke pelanggan pagi hari sebelum sekolah bahasa dimulai.

Ketika puasa tiba, setelah Subuh Aya lanjut mengantar koran barulah sekolah bahasa.

Selain menjadi loper koran, Aya juga bekerja paruh waktu di restoran setelah sekolah.

"Buka puasa itu sekitar jam 18.00, itu udah pulang kerja jadi makan di rumah," kata Aya.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!