Pengalaman WNI Kerja di Jepang, Bisa Pulang Tenggo dan Tidak Lembur

Sejumlah pekerja berjalan di depan Pintu Keluar Utara Marunouchi Stasiun Tokyo. DOK. PAKUTASO

Budaya kerja di Jepang dikenal dengan kedisiplinan dan fokus tinggi selama jam kerja.

Jam kerja yang ketat dan kebijakan lembur yang terukur menjadi ciri khas dunia kerja di Jepang.

Ada pengalaman menarik dari seorang pekerja Indonesia tentang bagaimana ia tetap menjalankan ibadah di tengah budaya kerja yang sibuk ini.

Simak kisah Aya yang sedang menjalani tahun ke-7 bekerja di Prefektur Ibaraki, Jepang.

Baca juga:

Jam Kerja Ketat dan Pulang Tepat Waktu

Aya yang bekerja sebagai marketing di perusahaan manufaktur ini bekerja setiap Senin sampai Jumat, layaknya pekerja tetap di Jepang.

Jam kerja di tempat Aya bekerja diterapkan dengan ketat. Pekerja memulai aktivitas pada pukul 08.00 dan selesai pukul 17.00 dengan waktu istirahat satu jam, termasuk Aya.

“Jam kerjaku itu 8 jam kerja dan 1 jam istirahat. Aku tim tenggo (Bahasa gaul Indonesia artinya pulang tepat waktu). Sudah jam 5 sore ya aku pulang," ujar Aya.

Pasalnya, budaya kerja di Jepang sangat menekankan produktivitas selama jam kerja. 

“Bosku selalu mendorong kami untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Setelah pekerja pulang, listrik di kantor dimatikan untuk mengurangi menghemat energi,” kata Aya.

Selain itu, karyawan tidak menggunakan ponsel atau melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!