Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

4 Alasan yang Membuat Harga Buah di Jepang Jadi Mahal

Kompas.com - 7/May/2024, 19:27 WIB
Bunch of black grapes in gift box on blur garden background, Fresh Kyoho Grape on gift box over natural farm background.
Lihat Foto
Bunch of black grapes in gift box on blur garden background, Fresh Kyoho Grape on gift box over natural farm background.

 

OhayoJepang - Buah-buahan di Jepang kerap menjadi buah tangan saat berkunjung ke rumah kolega. Pasalnya, harga buah-buahan di Jepang tidaklah murah.

Bahkan untuk 1 buah melon saja, harganya bisa puluhan juta. Lalu, mengapa harga buah di Jepang jadi mahal? 


1. Buah dianggap hadiah sempurna bagi orang Jepang 

Dilansir dari Independent, di Jepang, budaya memberi hadiah berupa buah dianggap sebagai produk mewah.

Hadiah buah tidak hanya diberikan pada acara-acara khusus, tetapi sebagai bagian dari tradisi timbal balik untuk menunjukan penghargaan serta membangun hubungan dengan rekan. 

Baca juga : Sejarah Kari Jepang, Berbeda dari Kari Inggris dan India

Pada pernikahan misalnya, satu pasangan beruntung mendapatkan hadiah pernikahan buah anggur senilai 550.000 yen atau setara Rp 76 juta. 

Angka fantastis yang menunjukan bahwa buah-buah Jepang mahal. Selain itu, melansir The Peak Magazine, di Jepang, sikap terhadap buah berbeda dari sikap terhadap sayuran.

Sebab sayuran dikonsumsi setiap hari dan merupakan kebutuhan, sedangkan buah tidak. Sementara itu, orang Jepang kerap menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang bukan kebutuhan tapi membeutuhkan kesempurnaan. 

2. Pengemasan dan penampilan buah yang mewah 

View of expensive musk melon fruit with perfect shapes for sale in a Japanese department store. Japan has a very protected agriculture.
View of expensive musk melon fruit with perfect shapes for sale in a Japanese department store. Japan has a very protected agriculture.

Bahkan buah di Jepang yang tersedia umum di toserba, pada umumnya jauh dari murah. Apalagi buah sebagai hadiah tentu berada di level yang berbeda. 

Halaman:
Editor : Dian Reinis Kumampung

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Close Ads