Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Ikigai, Rahasia Hidup Bahagia Ala Orang Jepang

Kompas.com - 19/08/2025, 13:05 WIB

Kata ikigai dari Jepang kini semakin dikenal luas di berbagai negara.

Istilah ini merujuk pada sesuatu yang memberi nilai dan kebahagiaan dalam hidup.

Hal itu bisa berupa orang terdekat hingga aktivitas sehari-hari seperti bekerja atau menjalani hobi.

Ikigai semakin populer di dunia berkat buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life karya Héctor Garcia dan Francesc Miralles yang terbit pada 2016.

Melansir situs web Kantor Kabinet Jepang (18/3/2022), buku ini sudah diterjemahkan ke 63 bahasa dan terjual lebih dari tiga juta eksemplar.

“Saat kamu merasa terpuruk, cukup memikirkan ikigai akan mengubah sesuatu dalam dirimu,” ujar Garcia.

Ia bahkan masih menerima banyak komentar dari pembaca yang mengaku hidupnya berubah sejak mengenal kata ikigai.

Baca juga:

Buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life karya Hector Garcia dan Francesc Miralles yang terbit pada 2016.
Buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life karya Hector Garcia dan Francesc Miralles yang terbit pada 2016.

Ikigai dalam Kehidupan Sehari-hari di Jepang

Garcia meneliti lebih dari 100 lansia di Desa Ogimi, Prefektur Okinawa, yang dikenal sebagai desa panjang umur.

Para lansia di sana tetap sehat dan aktif karena masing-masing memiliki ikigai, sesuatu yang membuat hidup terasa layak dijalani.

Ketika ditanya apa ikigai mereka, jawabannya jelas yaitu teman, berkebun, seni, atau aktivitas sederhana lainnya.

Setiap hari mereka sibuk dengan kegiatan yang mereka sukai, sekaligus menjaga ikatan sosial dengan orang-orang di sekitar.

Para lansia rutin berkumpul untuk karaoke, merayakan ulang tahun, dan berbagai acara lain yang menjaga mereka dari isolasi sosial.

Menurut Garcia, hubungan sosial yang kuat inilah yang memberi motivasi dan rasa percaya diri untuk menjalani hidup dengan aktif.

Konsep ikigai, filosofi hidup bahagia ala orang Jepang.
Konsep ikigai, filosofi hidup bahagia ala orang Jepang.

Ikigai Bukan Hanya untuk Lansia

Ikigai tidak hanya relevan bagi orang tua, melainkan juga penting untuk generasi muda.

Garcia merilis buku Ikigai for Teens: Finding Your Reason for Being pada 2021 sebagai panduan bagi remaja menemukan tujuan hidupnya sejak dini.

Ia menilai, jika sejak muda seseorang sudah tahu ikigai-nya, hidup akan lebih terarah.

Hal ini selaras dengan survei UNICEF pada 2021 di 21 negara yang menunjukkan bahwa 36 persen anak muda berusia 15-24 tahun sering merasa cemas atau gelisah.

Sebanyak 19 persen di antaranya bahkan mengaku sering merasa depresi atau kehilangan minat melakukan sesuatu.

Menurut Garcia, memikirkan ikigai sejak muda dapat menjadi jalan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik di masa depan.

Psikiater Viktor Frankl pernah menegaskan bahwa manusia tidak butuh hidup tanpa tantangan, melainkan butuh perjuangan demi tujuan yang berharga.

Asal-usul Kata Ikigai

Menurut BBC (8/8/2017), secara bahasa ikigai terdiri dari dua kata yaitu iki yang berarti hidup dan gai yang bermakna nilai.

Menurut Akihiro Hasegawa, psikolog klinis dari Toyo Eiwa University, kata gai berasal dari kata kai yang berarti kerang.

Kerang pada masa Heian (794-1185) dianggap sangat berharga, sehingga ikigai dimaknai sebagai nilai dalam menjalani hidup.

Kata ini masih sering dipakai dalam bahasa Jepang modern, misalnya pada yarigai (nilai dari melakukan sesuatu) atau hatarakigai (nilai dari bekerja).

Psikiater Mieko Kamiya yang menulis buku Ikigai-ni-tsuite pada 1966 menjelaskan bahwa ikigai mirip dengan kebahagiaan, tetapi ada perbedaan nuansa.

Ikigai membuat seseorang tetap menatap masa depan, bahkan ketika sedang menghadapi masa sulit.

Hasegawa menambahkan, ikigai lebih dekat dengan seikatsu atau kehidupan sehari-hari, bukan jinsei yang berarti rentang hidup.

Dengan kata lain, ikigai adalah kumpulan kebahagiaan kecil sehari-hari yang jika dijumlahkan menjadikan hidup terasa lebih penuh makna.

Ilustrasi orang Jepang menjadikan pekerjaan sebagai ikigai alias alasan untuk hidup.
Ilustrasi orang Jepang menjadikan pekerjaan sebagai ikigai alias alasan untuk hidup.

Ikigai dalam Dunia Kerja

Di Jepang, ikigai juga sering terlihat dalam cara orang memaknai pekerjaannya.

Budaya kerja yang keras dan padat sering membuat masyarakat menghadapi stres, mulai dari berdesakan di kereta pagi atau lembur hingga larut malam.

Meski begitu, banyak pekerja tetap berpegang pada ikigai sebagai alasan untuk bertahan.

Menurut CEO Jinzai Kenkyusho Toshimitsu Sowa, pekerja Jepang terdorong karena merasa berguna, dihargai, dan diakui rekan kerja.

Sementara itu, CEO Probity Global Search Yuko Takato menyebut orang-orang yang menganggap pekerjaan sebagai ikigai cenderung lebih bersemangat dan cepat bertindak.

Ikigai juga selaras dengan penelitian Adam Grant, profesor manajemen dari Wharton.

Ia menyatakan bahwa motivasi kerja tumbuh ketika seseorang merasa pekerjaannya memberi dampak positif bagi orang lain.

Ikigai pada akhirnya bukan sekadar kata, melainkan cerminan bagaimana orang menemukan makna dalam hidup dan pekerjaannya.

Sumber:

  • Kantor Kabinet Jepang (https://www.japan.go.jp/kizuna/2022/03/ikigai_japanese_secret_to_a_joyful_life.html)
  • BBC (https://www.bbc.com/worklife/article/20170807-ikigai-a-japanese-concept-to-improve-work-and-life)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.