Menjelajahi Tokyo saat musim panas bisa tetap menyenangkan tanpa harus lelah kepanasan.
Itinerary ini dirancang buat kamu yang ingin menikmati sisi santai dari Tokyo.
Perpaduan tempat indoor yang adem, ruang hijau yang menyejukkan, dan spot tersembunyi bikin perjalanan tujuh hari ini terasa ringan, segar, dan anti-capek.
Baca juga:
Mulailah perjalanan di Shinjuku dengan sarapan di gang-gang kecilnya yang lebih tenang dari pusat keramaian.
Setelah itu, kunjungi Shinjuku Gyo‑en, taman luas yang punya area rumah kaca tropis.
Di dalamnya terdapat sekitar 1.500 jenis tanaman subtropis.
Tempat ini cocok buat berlindung dari panas sekaligus menikmati nuansa alam di tengah kota.
Kombinasi area indoor dan outdoor membuat pengalaman di sini seimbang dan menyegarkan.
Taman ini juga menawarkan suasana tenang, cocok untuk rehat sejenak setelah perjalanan panjang ke Jepang.
Sore hari bisa dihabiskan di kafe sekitar Shinjuku sambil merancang rencana hari berikutnya.
Lanjut ke Asakusa buat menyerap suasana klasik Tokyo.
Setelah puas berjalan di area kuil dan belanja oleh-oleh, masuklah ke Sumida Aquarium.
Aquarium ini berada di dalam Tokyo Skytree Town, jadi kamu bisa menikmati udara sejuk dari pendingin ruangan.
Desainnya modern dan nyaman untuk menghindari terik matahari di siang hari.
Koleksi lautnya pun menarik, mulai dari ubur-ubur sampai pinguin.
Di luar jam padat, tempat ini terasa cukup tenang untuk dijelajahi santai.
Kamu bisa lanjut menikmati sore hari di area Skytree sambil cari makan malam.
Di hari ketiga, coba pergi ke Koganei Park dan kunjungi Edo-Tokyo Open-Air Architectural Museum.
Museum ini berada di ruang terbuka tapi penuh jalur teduh dan bangunan bersejarah.
Buat yang suka foto, suasananya fotogenik banget, tanpa harus kepanasan.
Berbagai bangunan zaman Edo hingga awal abad ke-20 dipindahkan dan dirawat di sini.
Meski outdoor, banyak area beratap yang bisa jadi tempat rehat.
Kamu bisa belajar tentang arsitektur Jepang sambil tetap nyaman berjalan kaki.
Selesai dari sini, kamu bisa kembali ke pusat kota dan istirahat lebih awal.
Hari keempat cocok untuk suasana santai di kawasan indie seperti Shimokitazawa.
Kawasan ini terkenal dengan toko vintage, kafe unik, dan teater kecil yang tersebar di gang-gang sempit.
Jalanannya banyak yang teduh dan nyaman untuk eksplorasi.
Kamu bisa berhenti di kafe dengan musik lo-fi, atau sekadar duduk santai di sudut jalan.
Banyak toko-toko menarik yang bisa dijelajahi tanpa terburu-buru.
Shimokitazawa juga cocok buat pencinta musik dan mode alternatif.
Hari ini terasa lebih ringan dan memberi ruang untuk recharge energi.
Hari kelima waktunya menikmati tempat indoor yang unik.
Mulai dari Omori Nori Museum yang menyajikan sejarah budaya rumput laut Jepang secara interaktif.
Tempat ini adem, tenang, dan cocok buat belajar hal baru sambil tetap santai.
Setelah itu, lanjut ke Monzen-Nakacho untuk ngopi di kafe lokal yang banyak tersembunyi di balik jalan kecil.
Area ini punya suasana lokal Tokyo yang jarang dikunjungi turis.
Kombinasi museum dan kafe membuat hari ini terasa seimbang dan rileks.
Cocok buat yang ingin jeda dari destinasi wisata populer.
Hari keenam diisi dengan trip santai ke Odaiba, kawasan pinggir laut yang modern.
Kamu bisa jalan di boardwalk yang teduh dan menikmati angin laut.
Buat yang ingin indoor, banyak pilihan seperti DiverCity, Aqua City, atau spot hiburan digital yang sejuk.
Semua tempat ini berpendingin ruangan dan punya atraksi menarik dari pagi sampai malam.
Kamu juga bisa makan siang sambil lihat pemandangan laut dari dalam mal.
Hari ini terasa seperti mini-vacation dalam liburan, dengan suasana terbuka tapi tetap nyaman.
Odaiba cocok buat segala usia, dari solo traveler sampai keluarga.
Hari terakhir, kunjungi Daikanyama yang dikenal sebagai “Brooklyn”-nya Tokyo.
Tempat ini dipenuhi toko buku independen, kafe, dan jalan-jalan rindang yang nyaman untuk jalan santai.
Sore harinya, lanjut ke Nakano Broadway, surganya pop culture Jepang.
Mal ini indoor dan penuh toko yang menjual barang-barang koleksi unik, mulai dari manga, figur, sampai barang langka.
Tempat ini pas untuk cari oleh-oleh yang beda dari yang lain.
Gabungan suasana artsy dan indoor membuat hari terakhir tetap seru tapi tidak melelahkan.
Kamu bisa pulang dengan koper penuh barang unik dan hati senang.
Seluruh rute dibuat dengan ritme santai, tanpa harus ganti kereta berkali-kali.
Kombinasi tempat adem di siang hari dan tempat terbuka yang teduh di pagi atau sore bikin tubuh tetap segar.
Selain itu, banyak tempat tersembunyi yang tidak terlalu ramai tapi tetap menarik.
Cocok buat kamu yang ingin menikmati Tokyo dengan cara yang ringan dan menyenangkan, tanpa harus kejar-kejaran waktu.
Itinerary ini juga memberi cukup waktu istirahat, jadi perjalanan terasa lebih berkesan, bukan melelahkan.
Hari | Area | Aktivitas |
---|---|---|
1 | Shinjuku | Sarapan & jalan santai di Shinjuku, lanjut ke Shinjuku Gyo‑en |
2 | Asakusa/Skytree | Jelajahi Asakusa, lanjut adem di Sumida Aquarium |
3 | Koganei Park | Kunjungi Edo-Tokyo Open-Air Architectural Museum |
4 | Shimokitazawa | Eksplorasi gang teduh, kafe indie, dan toko vintage |
5 | Omori & Monzen-Nakacho | Museum rumput laut dan kafe tersembunyi |
6 | Odaiba | Mal indoor, angin laut, dan hiburan digital |
7 | Daikanyama & Nakano | Buku dan kafe di Daikanyama, lanjut belanja di Nakano Broadway |
Itinerary ini pas buat kamu yang ingin menjelajahi Tokyo tanpa terburu-buru, tapi tetap penuh kesan.
Sumber:
Artikel ditulis oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram