Sementara zō-odori lebih ceria dan membumi, menggambarkan kehidupan rakyat biasa.
Tarian ini menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Tiongkok, Asia Tenggara, dan Jepang yang pernah menyatu di Okinawa.
Furyū-odori dikenal sebagai tarian festival yang penuh warna dan keanggunan. Kata “furyū” berarti megah atau elegan.
Dalam tarian ini, para penari mengenakan kostum rumit lengkap dengan hiasan kepala unik dan peralatan khas buatan tangan.
Musiknya terdiri dari lagu festival yang diiringi seruling, taiko, dan gong kecil.
Setiap gerakan penari dirancang untuk memikat penonton sekaligus menjaga warisan budaya lokal.
Tak heran, Furyū-odori telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Badan Urusan Kebudayaan Jepang.
Di balik gemerlapnya, tarian ini membawa pesan tentang identitas dan kebanggaan daerah.
Dari Hiratsuka hingga Okinawa, dari suara naruko yang menggema hingga gerakan anggun para penari istana, festival-festival ini menawarkan lebih dari sekadar tontonan.
Mereka jadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara tradisi dan inovasi.
Jika suatu hari kamu berada di Jepang saat musim festival, sempatkanlah untuk menari atau setidaknya ikut merasakan semangat yang menyatukan banyak orang dalam satu irama.
Sumber:
Penulis: Hazuvlen, pekerja Indonesia yang gemar menjelajah Tokyo sambil membawa camilan manis.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram