Ratusan penari yang tergabung dalam kelompok ren menari berbaris di jalan-jalan kota, mengikuti alunan shamisen dan drum yang khas.
Tarian ini berasal dari arak-arakan pedagang di masa lalu, kini menjadi perayaan besar yang penuh semangat kebersamaan.
Festival Awa Odori biasanya dibuka pada 9 Agustus di Kota Naruto, lalu dilanjutkan di berbagai kota lain di Tokushima.
Para penari mengenakan yokawashi (jaket tari) dan amigasa (topi jerami), sambil meneriakkan yel-yel “Yone ya yassa” yang jadi ciri khasnya.
Tak hanya menyenangkan untuk ditonton, Awa Odori juga jadi cara warga bersyukur atas panen dan rezeki.
Di ujung selatan Jepang, Okinawa punya tarian tradisional yang sangat berbeda: Ryūkyū Buyō.
Tarian ini dulunya ditampilkan di istana kerajaan dan kini masih dipertunjukkan di berbagai acara budaya.
Secara garis besar, Ryūkyū Buyō terbagi menjadi tiga jenis: koten buyō (tarian istana), zō-odori (tarian rakyat), dan sōsaku buyō (tarian kreatif masa kini).
Gerakan koten buyō sangat anggun dan penuh makna, menggambarkan keagungan diplomatik masa kerajaan.