Ia adalah bagian dari generasi Employment Ice Age, yang sulit mendapatkan pekerjaan tetap setelah ekonomi Jepang jatuh pada 1990-an.
Tak hanya ekonomi, Ueda juga menghadapi diskriminasi gender, tekanan kerja berlebihan, hingga perlakuan tidak menyenangkan di tempat kerja.
Semua ini membuatnya makin menarik diri.
“Saya merasa seperti tidak berarti di mata masyarakat,” ungkapnya. Bahkan, ibunya pun menyalahkan diri sendiri, merasa gagal membimbing putrinya.
Titik balik muncul saat Ueda bertemu seseorang yang juga hikikomori dalam sebuah pertemuan keluarga di Tokyo.
Mendengar kisahnya, Ueda merasa tersentuh.
“Ternyata saya tidak sendirian,” katanya.
Sejak itu, ia mulai bangkit, dan kini aktif mengajak orang lain untuk bicara soal pengalaman mereka.
Mei lalu, jaringan SHIP! menggelar serangkaian acara, termasuk 10 seminar yang membahas isi panduan baru dari pemerintah.
Lewat acara ini, SHIP! ingin menekankan bahwa dialog bukan berarti memaksakan jawaban.