Setelah itu, semua dicampur dengan miso dingin. Hasilnya? Kuah gurih dingin yang siap menemani semangkuk udon segar.
Di beberapa daerah, hidangan ini juga dikenal dengan nama hiyashi-jiru atau tsuttate.
Meski namanya berbeda-beda, semua merujuk pada satu akar budaya yang sama: cara sederhana menikmati makanan musim panas dengan bahan lokal.
Sekilas, hiyajiru terlihat sederhana. Tapi jangan salah, menjaga keseimbangan rasanya adalah tantangan tersendiri.
Perpaduan asin dari miso, gurih wijen, dan segarnya sayuran harus pas agar tidak terasa berat. Di sinilah letak keistimewaannya, sederhana tapi memuaskan.
Hiyajiru bukan sekadar hidangan musiman. Ia adalah bukti kecerdikan masyarakat Saitama dalam menghadapi musim panas.
Lewat semangkuk kuah dingin ini, mereka tidak hanya menjaga tubuh tetap bertenaga, tapi juga merayakan hasil bumi mereka sendiri.
Rasanya? Ringan, menyegarkan, dan pastinya bikin ketagihan. Sebuah pengingat manis bahwa kadang, kenikmatan sejati justru datang dari kesederhanaan.
Disediakan oleh: Situs web Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/33_3_saitama.html)
Disusun oleh Karaksa Media Partner, berdasarkan "うちの郷土料理 次世代に伝えたい大切な味 埼玉県 冷や汁/すったて(ひやじる/すったて)" (Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan) (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/33_3_saitama.html)
Artikel ditulis oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram