Di Kawajima-chō, Prefektur Saitama, ada satu hidangan sederhana yang jadi andalan saat musim panas tiba yaitu hiyajiru atau suttate dalam bahasa lokal.
Jangan bayangkan sup rumit dengan bahan mewah.
Hiyajiru justru lahir dari dapur para petani sebagai cara cerdas memanfaatkan hasil panen gandum, sayuran segar, dan air dingin agar tetap bertenaga saat bekerja di bawah matahari.
Hidangan ini bukan sekadar pengisi perut.
Hiyajiru adalah bentuk adaptasi pangan yang memadukan garam, protein, dan cairan dalam satu mangkuk, membantu tubuh tetap kuat pada musim tanam.
Rasanya ringan, gurih, dan segar; pas untuk mengembalikan tenaga setelah seharian bekerja di sawah.
Baca juga:
Tradisi menanam gandum sebagai selingan setelah panen padi sudah lama ada di Saitama.
Dari situlah muncul budaya membuat mi udon yang akhirnya berkembang menjadi hiyajiru, kuah cocol praktis untuk udon.
Cara membuatnya yaitu biji wijen dan sayuran segar disangrai, lalu langsung diulek di suribachi (mangkuk ulek khas Jepang) hingga harum.