Ada satu kudapan sederhana yang membawa cerita hangat dari dapur rumah hingga ladang petani di Prefektur Kumamoto, Jepang, yaitu ikinari dango.
Kudapan ini terbuat dari irisan ubi jalar yang dibungkus adonan tepung gandum, lalu dikukus hingga matang.
Begitu matang, aromanya langsung menggoda. Wangi ubi kukus berpadu dengan tepung gandum menghadirkan sensasi yang khas.
Rasanya manis, asin, dan gurih sekaligus, membuat siapa saja suka.
Menariknya, kata ikinari dalam dialek Kumamoto berarti mudah, cepat, atau langsung.
Makna itu cocok untuk menggambarkan karakter camilan ini yang siap disajikan kapan saja, bahkan untuk tamu yang datang mendadak.
Baca juga:
Asal-usul ikinari dango tidak lepas dari wilayah pertanian Kumamoto, terutama di Ōzu, lereng Gunung Aso, dan Dataran Kikuchi.
Daerah ini subur karena tanah vulkanik yang kaya nutrisi, menghasilkan panen ubi jalar melimpah.
Dahulu, para petani yang sibuk di musim panen memerlukan camilan yang praktis sekaligus mengenyangkan.
Mereka mengiris ubi, membungkusnya dengan adonan tepung terigu, lalu mengukusnya hingga matang.
Saat itu, beras termasuk barang langka sehingga tepung terigu menjadi pilihan utama.
Hangat, lembut, dan manis alami dari ubi membuat ikinari dango jadi teman setia mereka saat sela-sela bekerja.
Seiring waktu, kue ini berkembang. Pasta kacang merah atau anko mulai ditambahkan sebagai isian untuk menciptakan sensasi rasa yang lebih kaya.
Tak berhenti di situ, muncul variasi lain. Adonan diberi daun yomogi atau mugwort, gula merah, atau ditaburi kinako yang merupakan tepung kacang.
Isiannya juga semakin beragam, mulai dari ubi ungu, kastanye, hingga kenari.
Bahkan, ada versi beku bernama ikinari dango dingin yang disajikan setengah lembek dan memberikan pengalaman baru saat menyantapnya.
Kini, ikinari dango bukan hanya camilan musiman para petani.
Kudapan ini telah menjadi ikon kuliner lokal yang hadir di toko wagashi atau kudapan khas Jepang, kios kaki lima, hingga meja teh keluarga.
Banyak anak sekolah membawa kue ini sebagai bekal. Para wisatawan pun sering menjadikannya oleh-oleh khas Kumamoto.
Keistimewaan ikinari dango bukan hanya rasa, melainkan juga makna di baliknya.
Ada semangat kreativitas petani yang berhasil menyulap hasil bumi sederhana menjadi sajian penuh kenangan.
Tradisi ini terus dilestarikan melalui kelas memasak lokal, kantin sekolah, dan promosi pariwisata bertajuk “Kumamoto Sweets.”
Setiap gigitan ikinari dango seolah membawa pesan hangat dari Kumamoto.
Kudapan ini mencerminkan sambutan hangat yang selalu siap diberikan kepada siapa pun yang datang.
Disediakan oleh: Situs web Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/ikinari_dango_kumamoto.html)
Disusun oleh Karaksa Media Partner, berdasarkan "うちの郷土料理 次世代に伝えたい大切な味 熊本県 いきなり団子(いきなりだんご)" (Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan) (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/ikinari_dango_kumamoto.html)
Artikel ditulis oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram