Saat musim panas datang, banyak orang di Jepang mencari makanan enak, menyegarkan, dan ringan.
Salah satu hidangan khas yang lahir dari kebiasaan itu adalah hiyajiru, sup dingin khas Prefektur Miyazaki.
Rasanya sederhana tapi kaya makna, lahir dari keseharian para petani yang hidup berdampingan dengan alam.
Baca juga:
Hiyajiru awalnya hadir sebagai makanan rumahan di Miyazaki, terutama di dataran rendah yang berhawa panas.
Dahulu, pada musim panas yang terik, para petani punya cara praktis agar tetap bisa makan dan menjaga tenaga.
Mereka cukup menuangkan air ke atas nasi barley (mugi-meshi) yang dilapisi miso mentah.
Saat itu, beras adalah barang berharga, sehingga jelai lebih sering jadi pilihan utama.
Seiring waktu, hiyajiru berkembang mengikuti kekayaan alam Miyazaki yang dikenal dengan hasil bumi pegunungan dan ikan segar dari perairan Kuroshio di Laut Hyūga.
Tak heran jika rasa hiyajiru makin beragam, memadukan ikan, sayuran, dan bumbu dari kebun maupun laut.
Dulu, hidangan ini juga sering hadir sebagai penutup jamuan saat keluarga besar berkumpul di rumah pertanian atau rumah tua, terutama saat perayaan Obon.
Bahan utama hiyajiru cukup sederhana, tapi semua membawa peran penting.
Ada iriko (ikan teri kering), tahu, mentimun, terong, nasi barley, daun shiso, hingga myōga (jahe Jepang).
Kombinasi ini menciptakan rasa segar sekaligus memastikan tubuh tetap mendapat asupan nutrisi.
Bagi para petani, hiyajiru jadi semacam bekal cerdas agar mereka bisa terus bekerja meski cuaca panas dan waktu makan terbatas.
Proses membuat hiyajiru juga unik.
Biasanya, ikan seperti tai (ikan kakap) atau aji (ikan kembung) dipanggang tanpa bumbu, lalu dagingnya dipisahkan dari tulangnya dengan hati-hati.
Biji wijen putih kemudian ditumbuk, dicampur dengan daging ikan dan miso, lalu dihaluskan bersama.
Adonan ini dioleskan ke bagian dalam ulekan, dibalik di atas bara, dan dipanggang sampai bagian miso sedikit gosong.
Setelah itu, miso panggang dilarutkan dengan kaldu, menghasilkan kuah yang lebih kental dari sup miso biasa.
Kuah ini didinginkan sebelum akhirnya disiramkan di atas nasi barley panas yang sudah diberi irisan mentimun.
Versi sederhana cukup memakai niboshi (ikan teri kering) yang disangrai, sedangkan versi mewah biasanya menggunakan ikan tai atau aji yang terkenal lebih lezat.
Hiyajiru awalnya hanya dikenal di dapur rumah. Namun, kini popularitasnya semakin meluas.
Hidangan ini kerap muncul di acara televisi, majalah kuliner, bahkan menjadi menu pilihan di pesawat.
Beberapa restoran juga mulai berkreasi, menyajikan hiyajiru dengan bahan pilihan dan teknik modern, tapi tetap menjaga cita rasa aslinya.
Lebih dari sekadar makanan, hiyajiru membawa cerita tentang ketahanan, kreativitas, dan penghargaan pada alam.
Saat menikmati semangkuk hiyajiru, bukan hanya rasa segar yang terasa, tapi juga jejak sejarah panjang Miyazaki yang begitu kaya.
Bagi siapa pun yang ingin mencoba cita rasa Jepang yang sederhana tapi bermakna, hiyajiru jelas layak masuk daftar kuliner.
Sumber:
Artikel ini ditulis oleh Karaksa Media Partner, berdasarkan "うちの郷土料理 次世代に伝えたい大切な味 宮崎県 冷や汁(ひやじる)" (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/hiyajiru_miyazaki.html)
View this post on Instagram