Penyesuaian ini merupakan bentuk nyata dari konsep shun (旬), yaitu tradisi kuliner Jepang yang menggunakan bahan makanan sesuai musimnya.
Menurut konsep ini, bahan yang dipakai adalah bahan yang sedang dalam kondisi paling segar dan paling pas untuk cuaca saat itu.
Contoh menarik pernah hadir pada tahun 2020, ketika salah satu jaringan minimarket Jepang meluncurkan produk kari musim panas dengan rasa yuzu (jeruk khas Jepang) dan daun mint.
Produk ini membuktikan bahwa kari bisa menjadi sajian ringan dan menyegarkan, cocok untuk dinikmati saat cuaca panas sekalipun.
Dengan berbagai penyesuaian ini, kari Jepang membuktikan diri sebagai hidangan yang sangat adaptif.
Di musim panas, kari Jepang tidak kehilangan rasa khasnya, tetapi justru tampil lebih ringan, segar, dan tetap menggugah selera.
Baik panas maupun dingin, kari Jepang tetap berhasil mencuri hati penikmat kuliner di setiap musim.
Sumber:
Artikel ini disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram