Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Sejarah Munculnya Lagu Anime hingga Dikenal di Seluruh Dunia

Kompas.com - 27/05/2025, 19:05 WIB

Lagu anime kini kerap menduduki peringkat 10 besar dalam tangga lagu Jepang.

Misalnya, lagu Idol dari Yoasobi yang menjadi pembuka anime Oshi no Ko, serta Specialz dari King Gnu, opening untuk musim kedua Jujutsu Kaisen.

Kedua lagu itu mendominasi tangga lagu dalam waktu yang lama dan menciptakan gebrakan besar di media sosial.

Berkat layanan streaming seperti Spotify dan platform berbagi video, semakin banyak pendengar internasional yang juga menikmati lagu-lagu berbahasa Jepang dalam versi aslinya.

Ini membuktikan bahwa lagu-lagu anime kini tidak hanya populer di Jepang, tetapi juga di tingkat global.

Lantas, bagaimana perkembangan lagu anime dari masa ke masa?

1960-1970-an: Lagu Anime Lahir

Patung Astro Boy di atap paviliun Pasona Nature Event, bagian dari Expo 2025 Osaka.
Patung Astro Boy di atap paviliun Pasona Nature Event, bagian dari Expo 2025 Osaka.

Sejarah anime TV Jepang secara resmi dianggap dimulai dengan Astro Boy pada tahun 1963. 

Lagu pembukanya, dengan lirik karya penyair Tanikawa Shuntarō, menampilkan frasa-frasa sederhana yang mudah diingat dan menonjolkan karakter serta kekuatan sang pahlawan robot. 

Melansir Nippon, Senin (21/4/2025), pada saat itu, anime sering disebut sebagai “manga TV untuk anak-anak,” dan lagu temanya mengutamakan kesederhanaan.

Isi lagu sering kali hanya mengulang nama karakter dan jurus andalan agar mudah diingat.

Penyanyi Mizuki Ichirō, yang kemudian dikenal sebagai “kaisar lagu anime,” pernah mengenang bagaimana lagu anime dulu didiskriminasi di industri musik dan televisi.

Ia mengatakan bahwa penyanyi anime tidak diperbolehkan tampil di panggung yang sama dengan artis folk atau pop karena lagu anime dianggap hiburan kelas dua untuk anak-anak.

Salah satu titik balik utama datang lewat Space Battleship Yamato pada tahun 1974.

Lagu temanya yang bergaya militer, ditulis oleh Aku Yū, keluar dari pola lagu heroik anak-anak dan memiliki komposisi dramatis yang menggugah penonton dewasa. 

Menjelang akhir 1970-an, anime seperti Ashita no Joe dan Mobile Suit Gundam mulai menghadirkan cerita-cerita yang lebih matang, dan lagu-lagunya pun turut berubah, menonjolkan kualitas sastra dan artistik.

Baca juga:

Patung Doraemon dan replika pipa di Fujiko F. Fujio Museum, Kawasaki, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Patung Doraemon dan replika pipa di Fujiko F. Fujio Museum, Kawasaki, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

1980–1990-an: Konvergensi dengan J-Pop

Perubahaan arah lagu yang tadinya khusus anak-anak mulai bergeser ke pop yang mulai melonjak pesat pada era 1980-an.

Dalam Cat’s Eye, yang diadaptasi dari manga karya Hōjō Tsukasa, penyanyi city pop Anri menyanyikan lagu pembukanya—yang kemudian menjadi hit besar.

Lagu tersebut bahkan dibawakan di acara musik malam tahun baru milik NHK, Kōhaku Uta Gassen, dan menjadi preseden penting bagi penerimaan lagu anime sebagai musik pop arus utama.

Demikian pula dengan “Get Wild” dari TM Network, lagu penutup dari City Hunter, yang menyatu kuat dengan gaya visual anime tersebut dan menjadi salah satu lagu anime paling ikonik sepanjang masa.

Pada 1990-an, batas antara lagu anime dan J-pop semakin kabur.

Artis besar seperti Zard, Wands, Ōguro Maki, dan B’z menyumbangkan lagu tema untuk Slam Dunk dan Detective Conan, menciptakan serangkaian hit yang terjual jutaan.

Ini mengukuhkan gagasan baru bahwa lagu anime bisa menjadi penguasa tangga lagu, dan mempererat integrasi musik anime ke dalam industri musik Jepang.

2000-an: Ekspansi ke Pasar Global

Komik Naruto mengisahkan perjalanan Naruto Uzumaki dari seorang bocah unik dan nakal menjadi hokage terkuat.
Komik Naruto mengisahkan perjalanan Naruto Uzumaki dari seorang bocah unik dan nakal menjadi hokage terkuat.

Tahun 2000-an menjadi titik bangkitnya internet yang memperkuat popularitas global lagu anime.

Misalnya, band rock alternatif The Pillows meraih status penting di luar negeri lewat karyanya dalam anime FLCL. 

Kemudian, Asian Kung-Fu Generation dan Flow, yang menyumbangkan lagu untuk Naruto dan melakukan tur internasional, membuktikan bahwa anime menjadi pintu masuk penting bagi band Jepang ke panggung global.

Dengan munculnya layanan streaming seperti Spotify dan YouTube di era 2010-an, lagu anime semakin menjangkau audiens global yang luas, memperkokoh kehadirannya di dunia musik internasional.

2010-an hingga Kini: Kebangkitan Artis Papan Atas

Dilansir dari Time Out, (30/6/2027), sejumlah anime yang dulunya hanya dikenal di kalangan penonton larut malam, seperti Puella Magi Madoka Magica dan Attack on Titan, telah berkembang menjadi fenomena arus utama.

Lagu anime telah menempati posisi sentral dalam industri musik Jepang, bahkan melahirkan film-film layar lebar yang sangat sukses.

Anime juga menjadi peluang kolaborasi yang sangat menarik—bahkan sering kali melampaui lagu tema drama TV dan iklan dalam hal jangkauan dan dampak.

Bagi para artis, terlibat dalam proyek anime menawarkan jalur menuju ekspansi internasional dan menjaring penggemar baru.

Sumber:

  • Nippon: https://www.nippon.com/en/in-depth/d01109/how-anime-songs-rose-to-conquer-the-world.html
  • Time Out: https://www.timeout.com/tokyo/music/a-short-history-of-anime-music

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.