Pernah kebayang enggak, minimarket yang buka 24 jam itu bisa jadi lebih dari sekadar tempat beli kopi atau camilan tengah malam?
Di Jepang, minimarket juga berperan sebagai posko aman untuk siapa saja yang butuh bantuan.
Awalnya, ide menjadikan minimarket sebagai pusat keamanan lingkungan sudah ada sejak 1990-an secara regional melalui program Safety Station atau SS.
Kemudian, Badan Kepolisian Nasional Jepang (National Police Agency/NPA) secara resmi meminta kerja sama Japan Franchise Association (JFA) untuk membantu menjaga keamanan masyarakat pada 2000.
Akhirnya, aktivitas Safety Station ini dimulai secara nasional pada 2005.
Melansir Japan Franchise Association, ada sekitar 42.000 minimarket yang bergabung dalam program Safety Station pada 2000.
Sekarang, jumlahnya sudah meluas sampai sekitar 57.000 minimarket.
Hal ini menunjukkan kalau minimarket di sana enggak cuma mengejar keuntungan dan kenyamanan, melainkan juga infrastruktur lingkungan dan jalur kehidupan saat bencana.
Kenapa peran minimarket ini makin penting?
Salah satu alasannya adalah karena jumlah kantor polisi kecil atau koban di seluruh Jepang berkurang. Sementara itu, jumlah minimarket justru terus bertambah.
Mengutip The Mainichi (8/1/2025), terdapat 6.215 koban pada 2024 dan kantor polisi kecil yang ada tempat tinggal polisinya juga ikutan merosot jadi 5.923.
Sementara itu, ada 57.019 minimarket pada 2023. Padahal jumlah minimarket pada 2005 sekitar 42.643.
Divisi perencanaan keamanan masyarakat kepolisian Jepang melihat minimarket sebagai bagian penting untuk menjaga keamanan lingkungan.
Baca juga:
Inti dari aktivitas Safety Station ini adalah menjadikan minimarket sebagai tempat yang aman dan siap membantu masyarakat di sekitarnya.
Hal itu bukan cuma tugas tambahan biasa, tetapi telah menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pemilik jaringan minimarket.
Aktivitas Safety Station mempunyai beberapa tujuan penting.
Pertama, mereka ingin minimarket bisa berkontribusi buat masyarakat lokal, ikut aktif di kegiatan lingkungan sekitar.
Selain itu, tujuannya agar komunikasi dengan masyarakat semakin erat, sering berinteraksi, dan toko menjadi bagian dari komunitas masyarakat.
Terakhir, ini cara supaya aktivitas Safety Station dimasukkan ke dalam kerja harian, sehingga urusan keamanan menjadi rutinitas karyawan.
Setiap gerakan butuh simbol, kan? Nah, Safety Station ini punya maskot namanya Eszou-kun berbentuk gajah memakai jubah merah.
Karakter ini dikenal luas sama anak-anak sampai orang dewasa karena kesannya ramah.
Eszou-kun digambarkan besar, kuat, tapi juga punya kebaikan hati, memberikan rasa aman.
Telinga besar melambangkan kemampuannya mendengarkan suara lingkungan dan badan besar menunjukkan kesiapannya menyambut pelanggan.
Sebagai bagian dari Safety Station, para staf minimarket harus melakukan beberapa hal penting setiap hari.
Program ini benar-benar punya dampak nyata.
Berdasarkan survei Japan Franchise Association pada 2023, setidaknya 4.448 toko merespons 6.681 insiden saat wanita butuh bantuan.
Waktu yang paling sering terjadi adalah antara pukul 23.00 sampai 05.00 waktu Jepang.
Alasan utamanya macam-macam, mulai dari diikuti orang (stalking), didekati orang asing, sampai kekerasan (termasuk KDRT).
Program ini punya banyak cerita nyata yang bikin terenyuh.
Misalnya, ada siswi SMP yang berhasil ditolong saat lari dari kekerasan ayahnya.
Lalu, ada juga kasus ibu dan anak yang selamat dari penculikan berkat catatan "tolong panggil polisi" yang mereka berikan di kasir.
Jadi, minimarket di Jepang dengan aktivitas Safety Station sudah membuktikan diri kalau mereka lebih dari sekadar tempat jualan.
Mereka adalah bagian penting dari komunitas, siap memberikan bantuan dan rasa aman bagi siapa pun yang membutuhkan. Keren, kan?
Sumber:
View this post on Instagram