Sistem akan bekerja dengan menggunakan skala penilaian lima level, yang saat ini hanya tersedia dalam Bahasa Jepang.
Penilaian berkisar dari kategori “sangat sehat” hingga “perlu perhatian”.
Pohon dengan bunga yang mekar penuh hingga ke ujung cabang akan mendapatkan peringkat tertinggi atau sangat sehat.
Teknologi kecerdasan buatan ini dilatih menggunakan sekitar 5.000 gambar pohon sakura, dengan masukan dari para ahli di bidangnya.
Foto-foto yang diunggah kemudian dipetakan di situs Sakura AI Camera, lengkap dengan informasi mengenai kondisi serta lokasi pohon tersebut.
“Kami mendapat informasi bahwa pelestarian sakura membutuhkan tenaga manusia dan dana, serta sulitnya mengumpulkan data,” ujar Risa Shioda dari Kirin kepada AFP.
“Saya rasa kami bisa berkontribusi dengan mempermudah perencanaan konservasi,” tambahnya.
Sejak diluncurkan bulan lalu, sekitar 20.000 foto telah dikumpulkan. Data tersebut kini tersedia secara gratis untuk otoritas lokal melalui platform daring.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram