Selama lebih dari 80 tahun, Tōemon menggunakan pengetahuannya untuk menjaga kelangsungan hidup pohon sakura di taman di seluruh Jepang dan dunia.
Ia juga merawat pohon sakura di Taman Jepang yang dirancang oleh Isamu Noguchi di markas besar UNESCO di Paris.
Baca juga:
Dedikasinya terhadap bunga sakura juga terlihat dari buku yang diterbitkan Tōemon berjudul Sakura Taikan yang merupakan karya paling definitif tentang pohon sakura.
Buku ini memuat penelitian mendalam tentang sakura yang dimulai oleh kakeknya pada masa Taishō (1912–1926).
Tōemon menceritakan bahwa kecintaannya terhadap sakura karena ketangguhan bunga ini melewati musim dingin dan filosofinya.
“Dari 365 hari dalam setahun, bunga sakura bertahan melawan angin dan salju selama 360 hari, hanya untuk mekar dengan gemilang selama lima hari sebelum gugur dengan anggun,” kata Tōemon.
Dirinya percaya bahwa siklus bunga sakura tersebut mencerminkan pandangan hidup orang Jepang.
“Mungkin ada semacam personifikasi dalam cara kami memandang sakura, seolah-olah bunga ini mewakili keyakinan spiritual atau moral bahwa, melalui kesabaran dan ketekunan, seseorang pada akhirnya akan mekar,” tambahnya.
Saat dikunjungi BBC, kondisi Tōemon jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit.