Ia juga merawat pohon sakura di Taman Jepang yang dirancang oleh Isamu Noguchi di markas besar UNESCO di Paris.
Baca juga:
Dedikasinya terhadap bunga sakura juga terlihat dari buku yang diterbitkan Tōemon berjudul Sakura Taikan yang merupakan karya paling definitif tentang pohon sakura.
Buku ini memuat penelitian mendalam tentang sakura yang dimulai oleh kakeknya pada masa Taishō (1912–1926).
Tōemon menceritakan bahwa kecintaannya terhadap sakura karena ketangguhan bunga ini melewati musim dingin dan filosofinya.
“Dari 365 hari dalam setahun, bunga sakura bertahan melawan angin dan salju selama 360 hari, hanya untuk mekar dengan gemilang selama lima hari sebelum gugur dengan anggun,” kata Tōemon.
Dirinya percaya bahwa siklus bunga sakura tersebut mencerminkan pandangan hidup orang Jepang.
Saat dikunjungi BBC, kondisi Tōemon jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit.
Melihat kondisinya, putra Tōemon, Shinichi Sano, kini memimpin operasional Uetō Zōen dan kelak akan meneruskan warisan keluarga sebagai Tōemon dan sakuramori berikutnya.
Shinichi terlihat mewarisi keahlian keluarganya dalam merawat pohon sakura.