Selama lebih dari seribu tahun, masyarakat Jepang telah mengagumi kelopak sakura yang lembut sebagai simbol kefanaan dan keindahan.
Bahkan, kecintaan kepada sakura kini menjadi obsesi internasional, dengan jutaan wisatawan dari seluruh dunia datang ke Jepang untuk sekadar melihat dan melakukan hanami di musim semi.
Namun, tak banyak yang tahu, di balik keindahan bunga sakura, terdapat sakuramori atau penjaga sakura yang mendedikasikan hidupnya merawat bunga nasional ini.
Di dekat kuil Ninna-ji dan Daikaku-ji di distrik Ukyo, terdapat sebuah taman sakura seluas 1,5 hektare dikenal sebagai Taman Keluarga Sano.
Taman itu seperti oasis ketenangan yang terletak di dekat jalan kecil tak jauh dari deretan rumah kayu tradisional machiya.
Di dalamnya, terdapat penjaga sakura paling terkenal di Jepang, yang kini berusia 97 tahun, bernama Tōemon Sano.
Melansir BBC, Rabu (23/4/2025), Sano merupakan generasi ke-16 dari garis keturunan petani terhormat yang mulai membudidayakan lahan di distrik Ukyo sejak pertengahan 1600-an.
Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1981, ia mengambil nama depan Tōemon, sesuai tradisi keluarga.
Ia memimpin Uetō Zōen, perusahaan lanskap yang didirikan keluarganya pada 1832 dan kini berkantor pusat di taman tersebut.
Selama lebih dari 80 tahun, Tōemon menggunakan pengetahuannya untuk menjaga kelangsungan hidup pohon sakura di taman di seluruh Jepang dan dunia.