Suaranya terdengar melembut saat menceritakannya, tetapi keyakinannya tetap terasa kuat.
Bagi Ifah, kesuksesan tidak pernah hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi tentang menulis ulang masa depan keluarganya.
Meskipun ia mengaku tidak terlalu sering memikirkan soal hubungan pertemanan, refleksi Ifah tentang persahabatan membawa kedalaman tersendiri.
Ifah menyatakan bahwa hubungan itu penting, tetapi kita tetap harus selektif dalam memilih teman.
Untungnya, ia memiliki pilihan yang jelas, yaitu seorang sesama SSW yang kebetulan berasal dari desa yang sama.
Ia mengakui bahwa ia tidak terlalu memperhatikan persahabatan, tetapi ia tahu bahwa teman sejati adalah mereka yang mengenalnya dengan baik, baik saat ia bahagia maupun sedih.
Tidak semua orang yang ia temui menjadi teman dekat, dan tidak setiap teman menjadi seperti keluarga.
Namun, beberapa orang yang benar-benar tulus menjadi bagian penting dalam hidupnya di negeri asing.
Tentu saja, tidak ada perjalanan tanpa sedikit penyesalan kecil. Jadi kami bertanya pada Ifah, jika dia bisa mengubah satu hal saja dari pengalamannya, apa itu?
"Tidak ada yang terlalu besar sebenarnya. Tapi saya pikir, seandainya saya tidak menghabiskan terlalu banyak uang untuk mencoba-coba makanan, mungkin saya bisa pergi ke lebih banyak tempat dan sekalian mencoba makanan di sana. Memang benar saya mungkin akan menghabiskan jumlah uang yang sama—tapi setidaknya saya mendapatkan pengalaman baru dari tempat-tempat baru, kan?"