Tidak ada yang meninggalkan sebuah perjalanan panjang tanpa berhenti sejenak, menoleh ke belakang pada jalan yang telah dilalui.
Bagi Ifah, mengenang tahun-tahunnya sebagai SSW di Jepang bukan hanya soal pencapaian, tapi juga tentang diri yang ia temukan sepanjang perjalanan.
Ketika kami meminta Ifah merefleksikan waktunya sebagai SSW, kami mengharapkan wawasan.
Namun yang kami dapatkan adalah hati yang penuh cerita, tawa, pelajaran hidup, dan perubahan.
Awalnya, Ifah tertawa karena terkadang momen paling menakutkan, seiring berjalannya waktu, justru menjadi kenangan yang paling lucu.
"Waktu itu saya sedang bekerja dan tanpa sengaja menekan tombol darurat. Saya sangat panik karena hampir tidak ada orang di sana saat itu. Mungkin terdengar konyol, tetapi beberapa tombol darurat memang tidak memiliki penutup. Setelah saya tekan, tidak ada alarm yang berbunyi keras, tetapi saya sangat takut petugas pemadam kebakaran akan datang," cerita Ifah.
Ifah menceritakan bahwa ia menelepon atasan dan bertanya apakah ia bisa pulang jika tidak ada tanda bahaya.
Setelah itu, ia pulang dan menerima telepon dari pemilik gedung yang bertanya apakah ada yang terjadi.
Untungnya, kejadian tersebut hanya karena kelalaiannya.
Ia mengakui bahwa saat itu sangat menakutkan, bahkan hampir membeku.