Peternak rutin mengamati kondisi mata, telinga, hidung, dan perilaku sapi, serta memeriksa suhu tubuh secara langsung melalui sentuhan.
Jika ditemukan gejala gangguan, seperti diare, penanganan dilakukan segera agar kondisi sapi cepat pulih.
Komunikasi antar petugas sangat penting, dan setiap temuan dicatat di papan informasi untuk memastikan tidak ada detail yang terlewat.
Contohnya di Fukunaga Farm, salah satu peternakan terkemuka di Jepang, metode pemeliharaannya fokus pada kenyamanan dan mengurangi stres sapi.
Setiap sapi diberikan ruang seluas sekitar sembilan meter persegi untuk bergerak bebas.
Tempat tidur sapi dilapisi serbuk kayu hinoki yang lembut dan memiliki daya serap tinggi untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
Sapi sangat sensitif terhadap suhu panas, sehingga kandang dilengkapi kipas ventilasi berinverter dan kain pelindung sinar matahari.
Selain itu, sistem kabut halus buatan sendiri disemprotkan setiap 15 menit untuk menurunkan suhu saat musim panas.
Setelah proses pemeliharaan selama sekitar 20 bulan, sapi yang telah dirawat dengan baik ini kemudian dikirim ke pasar lokal.
Sebagian dijual hidup-hidup ke Tokyo, siap menjadi daging wagyu premium.
Sumber: Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram