Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Kenapa Jarang Tempat Sampah Umum di Jepang? Ternyata Ada Sejarah Kelamnya

Kompas.com - 14/04/2025, 17:55 WIB

Salah satu hal yang sering menjadi sorotan pengunjung asing di Jepang adalah minimnya tempat sampah di tempat umum, meskipun kebersihan tetap terjaga.

Hal ini menjadi pertanyaan besar, kenapa Jepang jarang menyediakan tempat sampah di area publik?

Ternyata, di balik minimnya tempat sampah di Jepang, ada sejarah kelam yang melatarbelakanginya.

Korban serangan gas sarin oleh sekte kiamat Aum Shinrikyo di Tokyo pada 1995. (Foto diambil pada 20/3/1995)
Korban serangan gas sarin oleh sekte kiamat Aum Shinrikyo di Tokyo pada 1995. (Foto diambil pada 20/3/1995)

Serangan Gas Sarin di Jepang pada 1995

Mengutip Bloomberg, (23/5/2019), tempat sampah sebagian besar dihilangkan dari kota-kota di Jepang setelah serangan gas sarin pada 1995.

Sekte kiamat Aum Shinrikyo di Jepang saat itu memimpin serangkaian serangan senjata kimia terkoordinasi di sistem kereta bawah tanah Tokyo pada 20 Maret 1995.

Serangan senjata kimia tersebut menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya akibat paparan zat beracun.

Serangan teror domestik ini masih sangat membekas di benak publik Jepang apalagi menyerang sistem transportasi yang melayani jutaan penumpang setiap hari.

Setelah kejadian tersebut, tempat sampah mulai disegel lalu dihapus sepenuhnya dari stasiun kereta dan banyak ruang publik lainnya di seluruh Jepang.

Tim darurat di luar Stasiun Subway Tsukiji setelah serangan gas sarin oleh sekte kiamat Aum Shinrikyo di Tokyo. (Foto diambil pada 20/3/1995)
Tim darurat di luar Stasiun Subway Tsukiji setelah serangan gas sarin oleh sekte kiamat Aum Shinrikyo di Tokyo. (Foto diambil pada 20/3/1995)

Tempat Sampah Ada Lagi Setelah Pandemi Covid-19

Setelah memori buruk tentang serangan teror gas beracun oleh sekte Aum Shinrikyo di Tokyo, kini Jepang mulai kembali hadirkan tempat sampah sebagai fasilitas publik.

Hal ini dilakukan sejak jumlah wisatawan mancanegara secara resmi melampaui tingkat sebelum pandemi pada bulan Oktober 2024.

Menurut The Straits Times, (12/11/2024), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meluncurkan paket kebijakan tentang overtourism pada Oktober, mencakup subsidi untuk tempat sampah pintar.

Inisiasi tersebut juga melihat adanya masalah oleh para wisatawan yang membeli makanan kaki lima di Jepang.

Sering kali wisatawan tidak memahami aturan ketat Jepang soal pemilahan sampah di rumah dan enggan membawa sampah mereka ke mana-mana.

Tempat sampah berteknologi canggih yang disebut SmaGO banyak dipasang di Osaka dan destinasi wisata.

Tempat sampah bertenaga surya ini secara otomatis mendeteksi saat mulai penuh, lalu memadatkan sampah hingga sekitar 20 persen.

Tempat sampah ini juga terhubung dengan aplikasi smartphone yang menganalisis data volume sampah dan mengirimkan peringatan kepada petugas jika sudah penuh.

Tempat sampah portabel.
Tempat sampah portabel.

“Beberapa pemerintah daerah akhirnya mulai menyadari bahwa tak ada banyak pilihan selain menyediakan tempat sampah,” ujar CEO dari perusahaan rintisan Forcetec yang mendistribusikan SmaGO di Jepang, Yohei Takemura.

Tempat sampah pintar ini berasal dari perusahaan manajemen limbah asal Massachusetts, Bigbelly, yang pertama kali memperkenalkannya di Colorado hampir dua dekade lalu.

Takemura mengatakan bahwa awalnya ada penolakan terhadap penggunaan tempat sampah pintar ini di Jepang, dan butuh usaha besar untuk akhirnya meyakinkan.

Baca juga:

Para pendukung timnas Jepang memungut sampah di tribun setelah pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang dan Spanyol di Stadion Internasional Khalifa, Doha, pada 1 Desember 2022.
Para pendukung timnas Jepang memungut sampah di tribun setelah pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang dan Spanyol di Stadion Internasional Khalifa, Doha, pada 1 Desember 2022.

Kenapa di Jepang Tetap Bersih Meskipun Sedikit Tempat Sampah?

Melansir BBC, (7/10/2019), salah satu alasan di balik kebersihan Jepang meskipun minimnya tempat sampah adalah kuatnya budaya kebersihan yang telah tertanam.

Wakil Direktur Pemerintah Prefektur Hiroshima di Tokyo, Maiko Awane, menjelaskan bahwa nilai-nilai kebersihan sudah diterapkan sejak sekolah dasar hingga lulus SMA.

“Selama 12 tahun masa sekolah, dari SD hingga SMA, waktu untuk membersihkan sudah menjadi bagian dari jadwal harian siswa,” kata Awane.

“Dalam kehidupan rumah tangga pun, orang tua mengajarkan kepada anak bahwa tidak menjaga kebersihan barang dan ruang pribadi itu tidak baik.”

Penanaman nilai kesadaran sosial dalam kurikulum sekolah membantu anak-anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan terhadap lingkungan.

Siapa yang ingin mengotori atau merusak sekolah, padahal mereka harus membersihkannya sendiri?

“Saya kadang tidak ingin membersihkan sekolah, tapi saya menerimanya karena itu bagian dari rutinitas," kata seorang pekerja lepas kepada BBC.

"Saya rasa, harus membersihkan sekolah adalah hal yang sangat baik karena kami belajar bahwa penting bagi kami untuk bertanggung jawab atas kebersihan tempat dan barang yang kami gunakan.” 

Anak sekolah dasar di Jepang mengenakan tas khas berwarna merah.
Anak sekolah dasar di Jepang mengenakan tas khas berwarna merah.

Tidak hanya di sekolah, seiring anak-anak tumbuh besar, konsep tentang “ruang milik mereka” berkembang dari ruang kelas menjadi lingkungan sekitar, kota, dan negara.

Beberapa contoh tentang budaya kebersihan di Jepang bahkan menjadi viral, seperti ritual pembersihan kereta Shinkansen selama tujuh menit yang kini menjadi daya tarik wisata.

Bahkan para pendukung tim sepak bola Jepang pun terkenal sadar akan kebersihan.

Di setiap turnaman away, pendukung tim sepak bola Jepang selalu membawa tempat sampah sendiri dan membersihkan stadion setelah pertandingan.

Tempat sampah di samping vending machine.
Tempat sampah di samping vending machine.

Buang Sampah Sembarangan, Denda hingga Rp 3,4 Juta

Di Jepang aturan mengenai sampah sangat ketat. Misalnya di Kyoto, ketahuan membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda.

Dilansir dari Kyoto City Official Travel Guide, jika kamu membuang sampah sembarangan di area tertentu, kamu akan didenda hingga 30.000 yen atau sekitar Rp 3,4 juta.

Wisawatan atau warga setempat diminta untuk selalu membawa sampah mereka.

Bahkan, Kyoto City Beautification Promotion Agency melakukan upaya membuat kantong sampah portabel untuk mendorong orang-orang membawa kembali sampah mereka.

Kamu bisa menemukan kantong sampang portabel pada toko-toko di lokasi wisata seperti di Higashiyama dan Arashiyama.

Kumpulan sampah yang siap dibuang di Jepang.
Kumpulan sampah yang siap dibuang di Jepang.

Hari Membuang Sampah di Jepang

Sampah di Jepang harus mengikuti aturan berdasarkan jenis sampah, lokasi pembuangan, dan hari yang telah ditentukan.

Setiap daerah memiliki peraturan berbeda terkait klasifikasi dan jadwal pembuangan sampah.

Informasi ini bisa kamu temukan di situs resmi pemerintah daerah tempat kamu tinggal.

Umumnya, sampah harus dibuang pada pagi hari sesuai jadwal pengambilan.

Jika sampah tidak dipilah dengan benar atau dibuang di tempat yang tidak semestinya, petugas kebersihan tidak akan mengangkutnya.

Di sejumlah daerah, ada kantong sampah khusus berbayar yang wajib digunakan untuk jenis sampah tertentu.

Sumber:

  • Bloomberg: https://www.bloomberg.com/news/articles/2019-05-23/where-are-all-the-trash-cans-in-japanese-cities
  • Strait Times: https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/trash-cans-make-techy-comeback-in-japan-as-tourists-flood-cities
  • BBC: https://www.bbc.com/travel/article/20191006-what-japan-can-teach-us-about-cleanliness
  • Kyoto City Official Travel Guide: https://kyoto.travel/en/info/tax-rules/regulations/littering.html

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.