Studio Ghibli telah dikenal sebagai pelopor animasi tradisional yang digambar dengan tangan.
Proses produksi film di Studio Ghibli biasanya dimulai dengan pembuatan image boards oleh sutradara.
Image boards ini berupa sketsa dan lukisan kasar yang menggambarkan karakter, latar, serta momen-momen penting dalam film.
Meskipun banyak dari gambar ini tidak masuk ke versi akhir film, mereka tetap memainkan peran penting dalam menangkap karakteristik unik tokoh, suasana, dan gaya visual film.
Hal ini menjadi dasar bagi pengembangan cerita serta referensi bagi tim produksi.
Alih-alih menggunakan naskah tertulis, Hayao Miyazaki akan langsung menyusun storyboards, yaitu serangkaian ribuan gambar tangan yang mengisahkan alur film secara visual.
Setiap gambar menggambarkan secara rinci bagaimana adegan akan dibingkai, interaksi antar karakter, hingga ekspresi wajah yang paling halus, memberikan sang sutradara kendali kreatif penuh atas film yang sedang dikerjakan.
Setelah storyboards selesai, para animator mulai menggambar puluhan ribu frame animasi secara individual.
Dibutuhkan antara 8 hingga 24 frame yang digambar tangan untuk menghasilkan satu detik animasi.
Sutradara Hayao Miyazaki tidak hanya berperan sebagai pengawas, tetapi juga secara langsung menggambar ribuan frame untuk film-filmnya.