Ketika ada kesalahan, para pemimpin di tempat kerjanya tidak memberi tekanan secara emosional, melainkan membantu bawahan memahami akar masalah dan memperbaikinya.
Menurut Widy, pendekatan semacam ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung proses pembelajaran.
Ia pun merasa lebih nyaman untuk jujur dan tidak menyembunyikan hal-hal yang seharusnya disampaikan.
Selain pembelajaran soal etos kerja dan budaya profesional, Widy juga mencatat beberapa hal lain yang membuat hidup di Jepang berkesan.
Salah satunya adalah sistem transportasi publik yang efisien dan terintegrasi. Ia merasa bebas menjelajah kota-kota baru tanpa khawatir terjebak macet.
Hal lain yang ia soroti adalah sistem komunikasi antara atasan dan karyawan yang dikenal sebagai mendan.
Setiap karyawan mendapat kesempatan bertemu langsung dengan atasan secara rutin untuk membahas karier, masalah pekerjaan, atau hal pribadi yang relevan.
“Saya sangat menghargai sistem komunikasi yang terstruktur seperti mendan. Itu membantu menciptakan hubungan kerja yang sehat dan saling memahami,” kata Widy.
Ia merasa, mendan menjadi ruang aman untuk menyampaikan pendapat, sekaligus ajang untuk tumbuh bersama dengan bimbingan yang tepat.