“Antara perawat dan pasien kayak semacam keluarga gitu ya, kalau sudah terlalu dekat. Tapi kalau misalnya di Jepang sendiri itu kita enggak bisa seperti itu. Kita harus profesional,” jelasnya.
Ahmad memberi pesan kepada perawat Indonesia yang berniat bekerja di Jepang untuk tetap mempertahankan nilai-nilai tersebut.
Ahmad menjelaskan, banyak prosedur kesehatan di Jepang yang mengadopsi teknologi canggih.
Para perawat di Jepang dituntut untuk mampu mengoperasikan berbagai layanan berbasis teknologi tersebut.
“Kami di sini berbasis digital. Jadi semuanya sudah sistem online. Misal saya klik di ruangan saya di ruang 4A, saya masukin data di situ. Jadi seluruh ruangan yang ada di gedung saya itu sudah bisa melihat Itu untuk pencatatannya,” ujar Ahmad saat dihubungi Ohayo Jepang, Senin (17/3/2025).
Teknologi juga digunakan untuk membantu pemindahan dan pengangkatan pasien, bernama sukairifuto.
Semua peralatan pendukung dalam sistem kerja keperawatan dioperasikan secara otomatis.
“Kita sudah tidak menggunakan badan kita sendiri untuk mengangkat pasien tapi kita sudah ada alat untuk mengangkat badan pasien, untuk memindahkan dari bed 1 ke bed lainnya,” katanya.