Suatu hari, ada tamu yang datang ke kantor. Seperti biasa, kopi disajikan sebagai bagian dari jamuan, tetapi Aya tidak minum.
Bosnya langsung memberi tahu tamu tersebut, "Aya sedang puasa Ramadhan."
Bagi Aya, hal itu mungkin tampak sederhana, tetapi sebagai seseorang yang menjalani puasa di lingkungan yang berbeda, momen itu terasa sangat berarti.
Bahkan, ibu dari bosnya pernah memberikan makanan kepadanya untuk berbuka puasa, sesuatu yang membuatnya semakin terharu dan merasa dihargai.
Selain tantangan di tempat kerja, Aya juga pernah menjalani puasa saat akhir musim semi menuju musim panas.
Ramadhan saat itu jatuh pada Mei hingga Juni, yang berarti sudah memasuki musim panas tetapi belum mencapai puncaknya.
"Aku baru sadar pernah puasa di musim panas, tapi waktu itu belum yang paling ekstrem," katanya.
Menurutnya, ia juga terbiasa puasa sunnah saat musim panas sehingga sudah terbiasa.
Sementara itu, terkait menu buka puasa, Aya selalu menyiapkan stok makanan sebelum Ramadhan tiba.
Ia membeli makanan Indonesia dalam bentuk frozen dari orang Indonesia di Jepang, sehingga selama Ramadhan ia tidak perlu memasak setiap hari.
Menu sahur pun ia memilih makanan yang praktis, seperti oatmeal atau yoghurt yang sudah disiapkan malam sebelumnya, agar lebih hemat waktu.
View this post on Instagram