Setiap tahun, pertanyaan yang sama selalu muncul dari rekan kerja, terutama tentang larangan makan dan minum selama puasa.
"Setiap tahun pasti ada yang bertanya, ‘Serius, air juga enggak boleh?’ atau ‘Kenapa dihukum sama Tuhan?’," kata Aya sambil tertawa kecil.
Ia selalu berusaha menjelaskan bahwa puasa bukan hukuman, melainkan bagian dari ajaran Islam yang sudah biasa dilakukan sejak kecil.
Demi menjawab rasa penasaran mereka, ia pernah mengutip penelitian kesehatan dari ilmuwan Jepang tentang manfaat puasa bagi tubuh.
Di tempat kerja Aya, tidak ada kebijakan khusus bagi Muslim yang berpuasa, termasuk tidak adanya musala.
Namun, perusahaan memberikan fleksibilitas agar ia tetap bisa menjalankan ibadah.
"Aku bisa salat Zuhur saat istirahat makan siang selama satu jam. Selain itu, ada istirahat 10 menit sekitar jam tiga sore, ditambah 5 menit ekstra khusus untuk salat Ashar," jelasnya.
Tidak ada tempat khusus untuk salat, Aya akhirnya menggunakan ruang meeting yang bersih sebagai tempat ibadahnya.
Seiring waktu, bos dan rekan kerja Aya mulai memahami kebiasaannya saat Ramadhan.
Bosnya, yang sering bepergian ke luar negeri, akhirnya mulai mengerti setelah melihat program TV Jepang yang membahas Ramadhan.