Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Alasan Jepang Cocok dengan Pekerja Indonesia, Ada Faktor Kualitas dan Budaya

Kompas.com - 27/02/2025, 16:39 WIB

Jepang membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia. Pasalnya, negara ini mengalami kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor akibat penurunan populasi yang tajam.

"Menurunnya jumlah penduduk Jepang serta terbukanya peluang kerja bagi pekerja asing di negara ini sudah menjadi pengetahuan umum di Jepang," ujar Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Muhammad Al Aula mengutip Kompas.com pada Rabu (26/2/2025).

"Tenaga Kerja Indonesia (TKI) termasuk yang dibutuhkan oleh pasar kerja di Jepang," lanjut Al Aula.

Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang dipilih untuk mengirim tenaga kerja ke Jepang karena beberapa faktor.

Selain memiliki kualitas kerja yang baik, pekerja asal Indonesia dinilai mampu memahami kultur dan nilai sosial yang berlaku di Jepang.

Terkait jumlah lapangan kerja yang tersedia, Al Aula menyebutkan bahwa angkanya cukup beragam.

"Tapi secara umum dapat dikatakan kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang masih sangat tinggi untuk beberapa tahun ke depan," ungkapnya.

Baca juga:

Ilustrasi perawat lansia di Jepang atau kaigo sedang menemani orang tua olahraga ringan.
Ilustrasi perawat lansia di Jepang atau kaigo sedang menemani orang tua olahraga ringan.

Sektor Strategis yang Membutuhkan Tenaga Kerja Asing

Salah satu skema penerimaan tenaga kerja asing di Jepang adalah Specified Skilled Workers (SSW) yang membutuhkan tenaga kerja terampil dalam berbagai bidang.

Sektor keperawatan menjadi salah satu yang paling membutuhkan tenaga kerja asing.

Melansir NHK pada Minggu (22/12/2024), jumlah perawat lansia di Jepang pada tahun fiskal 2022 mencapai sekitar 2,15 juta orang.

Sementara itu, pada tahun fiskal 2040, Jepang diperkirakan membutuhkan 2,72 juta perawat lansia. Artinya akan terjadi kekurangan sekitar 570.000 tenaga kerja jika kondisi saat ini tidak berubah.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menargetkan mendatangkan lebih dari 50.000 perawat lansia dari luar negeri melalui program SSW pada tahun lalu.

Namun, hingga Agustus 2024, jumlah tenaga kerja asing yang diterima baru sekitar 39.000 orang.

Selain keperawatan, beberapa sektor lain yang membuka peluang kerja bagi tenaga asing melalui skema SSW seperti industri manufaktur produk, konstruksi, pembuatan kapal dan mesin kapal, perbaikan dan perawatan mobil, perhotelan, pertanian, dan transportasi mobil.

"KBRI secara terus menerus menyampaikan ke para calon pekerja Indonesia yang berniat ke Jepang untuk secara cermat mempelajari jenis pekerjaan yang akan diemban dan juga isi dari kontrak kerja, (serta) menguasai bahasa Jepang untuk kepentingan kerja dan juga kehidupan sehari-hari menjadi kunci yang penting untuk bisa memulai karier di sini," imbuh Al Aula.

Baca juga:

Ilustrasi perawat Indonesia sedang menenangkan pasien.
Ilustrasi perawat Indonesia sedang menenangkan pasien.

Kesempatan Kerja di Jepang buat Nakes Indonesia

Selain melalui skema SSW, tenaga kerja Indonesia juga dapat bekerja di Jepang melalui program Government to Government (G to G) dalam kerangka Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Program IJEPA Angkatan XIX resmi dibuka untuk penempatan 2026.

Program ini memberikan peluang bagi Kandidat Nurse (Kangoshi) dan Kandidat Careworker (Kaigofukushishi) untuk berkarier di Jepang melalui jalur resmi.

Pendaftaran program ini dibuka mulai 1 Februari hingga 31 Mei 2025 pukul 23.59 WIB.

Program ini hanya diperuntukkan bagi pelamar yang belum pernah bekerja di Jepang sebagai Kandidat Nurse atau Kandidat Careworker dalam skema G to G (EPA).

Menurut Humas Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dina, calon pekerja yang mengikuti program ini tidak perlu membayar biaya apa pun.

Mengutip situs web BP2MI, peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan kontrak kerja dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Kandidat Nurse (Kangoshi): Bekerja sebagai asisten perawat di rumah sakit dengan durasi kontrak 3 tahun.
  • Kandidat Careworker (Kaigofukushishi): Bekerja sebagai perawat lansia di panti jompo dengan kontrak 4 tahun.

Terkait kompensasi, gaji bulanan untuk Kandidat Nurse dan Kandidat Careworker berkisar antara 100.000 yen hingga 200.000 yen (per 2021), tergantung tempat kerja dan pengalaman.

Ilustrasi orang tua di Jepang.
Ilustrasi orang tua di Jepang.

Penurunan Populasi Jepang dan Dampaknya terhadap Tenaga Kerja

Data Kementerian Kesehatan Jepang mencatat 350.074 kelahiran terjadi pada periode Januari–Juni 2024.

Angka ini menurun hampir 6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 dan menjadi yang terendah sejak 1969.

Tren di kalangan keluarga muda Jepang menunjukkan kecenderungan untuk menunda memiliki anak atau bahkan tidak memiliki keturunan sama sekali.

Selain itu, banyak anak muda yang memilih untuk tidak menikah dan menjalani hidup sendiri.

Selain tingkat kelahiran yang sangat rendah, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk tertua kedua di dunia.

Mantan Menteri Kesehatan Jepang, Keizo Takemi, pada periode 2023-2024 menyebutkan bahwa situasi ini sangat kritis.

Ia memperingatkan bahwa jumlah penduduk muda akan menurun drastis pada 2030-an, sehingga enam tahun ke depan menjadi masa krusial bagi Jepang untuk mengatasi tantangan ini.

Sejalan dengan kondisi ini, muncul unggahan di media sosial yang menyebutkan bahwa Jepang membuka lebih banyak peluang bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia, untuk mengatasi dampak penurunan populasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Jepang Minta TKI karena Populasi Susut, KBRI Tokyo Buka Suara", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2025/02/27/095710870/ramai-soal-jepang-minta-tki-karena-populasi-susut-kbri-tokyo-buka-suara. (Penulis/Editor: Aditya Jaya Iswara) dengan gubahan oleh Ohayo Jepang.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.