Tren renovasi rumah di Jepang saat ini mencerminkan perubahan dalam preferensi dan kebutuhan masyarakat, baik di kalangan penduduk lokal maupun ekspatriat.
Salah satu tren utama adalah peningkatan minat terhadap penggunaan material ramah lingkungan, seperti melansir Japan Times (27/8/2023).
Hasil penelitian dari Sumitomo Realty & Development dan Universitas Musashino mengungkapkan bahwa merenovasi rumah dapat mengurangi emisi karbon hingga 47 persen selama proses konstruksi dibandingkan dengan membangun rumah baru dari awal.
Pengurangan emisi bervariasi tergantung pada skala renovasi.
Namun, ketika hanya struktur rangka dasar dan fondasi yang dipertahankan, dampak positifnya menjadi maksimal.
Secara kasat mata, jelas renovasi akan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dioksida, karena menggunakan material daur ulang seperti baja atau beton yang menghasilkan emisi selama proses produksi.
Menambahkan dari The Guardian (1/5/2024), permintaan terhadap rumah tradisional (kominka) dan rumah kosong (akiya) saat ini jauh melebihi pasokan.
Hal itu menunjukkan peluang besar dalam sektor penyewaan rumah tradisional di Jepang.
Orang asing di Jepang menganggap rumah tradisional Jepang (kominka) sebagai pilihan akomodasi murah dan unik baik untuk rumah liburan atau disewa kepada wisatawan.
Hal itulah yang membuat Hana Sakata dan suaminya merenovasi serta menyewakan rumah tradisional selama hampir satu dekade.