Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Travelling Tips

Itinerary Jepang 9 Hari 7 Malam: Golden Route, Gunung Fuji, sampai Shirakawa-Go

Kompas.com - 14/02/2025, 14:09 WIB

Jepang selalu jadi destinasi favorit buat liburan, terutama bagi yang baru pertama kali ke Negeri Sakura.

Rute Tokyo, Kyoto, dan Osaka dikenal sebagai Golden Route cocok buat traveler pemula karena mencakup banyak tempat ikonik.

"Destinasi favorit untuk orang yang pertama kali ke Jepang adalah Golden Route: Tokyo, Kyoto & Osaka. Tapi untuk yang sudah lebih dari sekali, mereka akan mencoba seasonal destination. Musim paling favorit adalah musim sakura dan musim dingin," kata Digital Marketing Supervisor H.I.S. Travel, Ali, kepada Ohayo Jepang pada Rabu (12/2/2025).

Nah, buat yang ingin merasakan pengalaman pertama ke Jepang dengan lebih dari sekadar Golden Route, itinerari 9 hari 7 malam ini patut dicoba.

Selain menikmati kota-kota besar, perjalanan ini juga mengajak kamu menjelajahi keindahan alam di Hakone dan Kawaguchiko, merasakan nuansa tradisional di Shirakawa-Go, dan menikmati pengalaman unik naik shinkansen.

Hari 1: Jakarta – Tokyo

Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta untuk penerbangan menuju Bandara Narita (Chiba) atau Bandara Haneda (Tokyo).

Waktu penerbangan biasanya pada malam hari, sehingga tiba di Tokyo esok harinya. Kamu bisa istirahat sepanjang penerbangan sebelum mulai keliling Tokyo.

Iluminasi di Tokyo Skytree bisa dilihat dari observatory deck salah satunya Tokyo City View Roppongi Hills, Jepang.
Iluminasi di Tokyo Skytree bisa dilihat dari observatory deck salah satunya Tokyo City View Roppongi Hills, Jepang.

Hari 2: Tokyo City Tour

Sampai di Jepang, langsung eksplor Tokyo! Pertama, mampir ke Tokyo Skytree buat berfoto.

Tokyo Skytree ini merupakan menara tertinggi di dunia dengan ketinggian 634 meter.

Lanjut ke Senso-ji atau Asakusa Kannon Temple, kuil tua yang terkenal dengan Jalan Nakamise atau Nakamise-dori, tempat berburu oleh-oleh khas Jepang. 

Kalau masuk dari Gerbang Kaminarimon, kamu bakal melewati Jalan Nakamise atau Nakamise-dori.

Jalan sepanjang 250 meter yang menghubungkan Kaminarimon ke Gerbang Hozomon ini dipenuhi sekitar 90 toko suvenir dan makanan khas Jepang.

Di sini, kamu bisa menemukan berbagai oleh-oleh dengan harga yang bervariasi.

Misalnya, sumpit standar mulai dari 200 yen, sampai sumpit eksklusif yang harganya sekitar 2.000 yen. 

Kalau cari suvenir kecil, ada gantungan kunci mulai dari 500 yen atau postcard seharga 150 yen. Ada satu boks berisi 5 gelas sake yang dijual sekitar 1.400 yen.

Oleh-oleh khas Jepang yang dijual di Nakamise-dori, Asakusa, Tokyo.
Oleh-oleh khas Jepang yang dijual di Nakamise-dori, Asakusa, Tokyo.

Buat yang suka camilan khas Jepang, ada banyak pilihan di sini.

Kamu bisa beli mochi atau manju mulai dari 400 yen per kotak, atau ningyo-yaki, kue berbentuk boneka yang harganya 100 yen per biji.

Ada juga castella, bolu lembut khas Jepang yang dijual seharga 1.800 yen per kotak.

Kalau pengen sesuatu yang hangat dan gurih, bisa coba chestnut panggang. Harganya 1.150 yen untuk 250 gram, atau kalau mau beli lebih banyak ada ukuran 530 gram yang dijual seharga 2.200 yen.

Sore harinya, jelajahi Shinjuku, distrik penuh gedung pencakar langit, pusat belanja, dan hiburan malam. Setelah seharian jalan-jalan, kamu bisa check-in hotel dan istirahat.

Baca juga:

Hari 3: Tokyo – Hakone

Pagi ini, kita menuju Hakone naik Hakone Pirates Cruise, kapal bajak laut yang berlayar di Danau Ashi dengan latar Gunung Fuji.

Kalau cuaca mendukung, kalian bisa naik ke Gunung Fuji Level 5, spot terbaik buat menikmati pemandangan Fuji-san dari dekat.

Setelah puas eksplor, lanjut ke Kawaguchiko buat bermalam di area danau yang terkenal dengan pemandangan Gunung Fuji.

Pemandangan Gunung Fuji dari danau indah.
Pemandangan Gunung Fuji dari danau indah.

Hari 4: Kawaguchiko

Setelah sarapan, lanjut ke Danau Kawaguchi. 

Saat musim panas, area sekitar Danau Kawaguchi berubah jadi ungu karena bunga lavender bermekaran dengan latar belakang Gunung Fuji. 

Ini juga waktu yang pas buat melihat bunga iris dan azalea yang sedang mekar, jadi cocok banget buat hiking atau mendaki gunung.

Fujikawaguchiko berada di wilayah yang cukup tinggi, udaranya lebih sejuk dibanding pusat kota. Begitu masuk ke kawasan ini, angin sepoi-sepoi yang segar langsung terasa.

Selain itu, musim panas juga penuh dengan berbagai event seru dan pengalaman seru seperti fruit hunting, di mana kamu bisa menikmati buah-buahan segar langsung dari kebunnya.

Sementara itu, saat musim dingin, Kawaguchiko punya vibe yang lebih tenang.

Kuil Kawaguchi Asama dan Kuil Fuji Omuro Asama di sekitar Danau Kawaguchi ramai dikunjungi warga lokal saat malam pergantian tahun hingga Tahun Baru. 

Selain itu, ada event musim dingin tahunan seperti "Winter Fireworks", pertunjukan kembang api di tepi Danau Kawaguchi.

Lalu, di akhir Januari, ada "Tree Ice Festival" di Saiko, kamu bisa melihat formasi es yang terbentuk secara alami di pepohonan.

Puas menjelajahi Danau Kawaguchi, kamu bisa lanjut ke Kota Matsumoto untuk bermalam.

Baca juga:

Kastil Matsumoto di Prefektur Nagano, Jepang.
Kastil Matsumoto di Prefektur Nagano, Jepang.

Hari 5: Matsumoto – Alpine Route

Pada hari ke-5 ini kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Tateyama Kurobe Alpine Route yang terkenal dengan tembok salju raksasa.

Tapi, coba mampir dulu ke Kastil Matsumoto, salah satu kastil tertua di Jepang yang dibangun pada akhir abad ke-16.

Setelah tiba di Tateyama Kurobe Alpine Route, kamu bisa menikmati salju tebal saat musim dingin atau pemandangan hijau dan danau pada musim panas.

Namun, Tateyama Kurobe Alpine Route (rute Dentetsu Toyama-Nagano) hanya dibuka pada 15 April hingga 30 November 2025.

Nah, usai menjelajahi pegunungan ini, lanjut ke Kota Toyama untuk bermalam.

Suasana musim gugur di Desa Shirakawa, Prefektur Gifu, Jepang.
Suasana musim gugur di Desa Shirakawa, Prefektur Gifu, Jepang.

Hari 6: Toyama - Shirakawa-Go -
Takayama 

Pagi hari di Toyama, lanjutkan ke Shirakawa-Go Village, desa tradisional yang jadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Rumah tradisional di Shirakawa-go dibangun dengan gaya gassho, yang namanya diambil dari bentuk atapnya yang curam dan menyerupai dua tangan yang sedang berdoa.

Desain atap ini bukan hanya estetis, tapi juga punya fungsi penting, yaitu mencegah timbunan salju yang bisa merusak rumah saat musim dingin.

Selain itu, dinding rumah yang terbuat dari kayu dirancang dengan sedikit kemiringan ke luar, sehingga air hujan tidak mudah merembes dan bagian dalam tetap kering.

Gassho-zukuri, rumah tradisional beratap jerami miring di Shirakawa-go, Jepang.
Gassho-zukuri, rumah tradisional beratap jerami miring di Shirakawa-go, Jepang.

Gaya arsitektur ini merupakan hasil adaptasi masyarakat Shirakawa-go terhadap kondisi lingkungan dan iklim yang ekstrem, terutama saat musim dingin dengan salju lebat.

Ketika berkunjung ke Shirakawa-Go, patuhi aturan dan hormati warga lokal karena desa ini dihuni oleh sekitar 500 penduduk.

Setelah itu, jalan-jalan ke Takayama Old Town, distrik tua dengan bangunan zaman Edo yang masih terawat.

Kota ini juga terkenal dengan berbagai kuliner khas seperti Hida Beef. Setelah puas mengeksplorasi, lanjut bermalam di Gifu.

Baca juga:

Fushimi inari-taisha adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk Dewa Inari di Kyoto, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Fushimi inari-taisha adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk Dewa Inari di Kyoto, Jepang. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Hari 7: Kyoto - Osaka

Setelah sarapan di Gifu, lanjutkan ke Kyoto, kota dengan nuansa Jepang klasik.

Pastikan berkunjung ke Fushimi Inari Taisha, kuil Shinto di Gunung Inariyama, dengan ketinggian sekitar 233 meter.

Kuil ini paling dikenal karena adanya ribuan gerbang torii berwarna merah terang yang tersusun rapi, membentuk jalur seperti lorong panjang. 

Setelah puas menjelajahi area kuil, kamu bisa kembali ke dekat pintu masuk. Banyak toko suvenir yang menjual berbagai oleh-oleh khas untuk dibawa pulang.

Kuil Kinkaku-ji di Kyoto, Jepang.
Kuil Kinkaku-ji di Kyoto, Jepang.

Lalu, mampir ke Kinkaku-Ji (Golden Pavilion), kuil berlapis emas yang megah di tepi danau.

Setelah menikmati keindahan Kyoto, perjalanan dilanjutkan ke Osaka buat eksplor Shinsaibashi & Dotonbori, pusat belanja dan kuliner paling hits di Osaka.

Shinsaibashi dan Dotonbori ada di satu area yang makin rame pas malam.

Buat yang suka belanja, bisa mampir ke toko fesyen di Shinsaibashi, lalu lanjut cari oleh-oleh di Don Quijote. Kalau bawa paspor, bisa belanja bebas pajak.

Jangan lupa jalan-jalan di sekitar kanal dan foto dengan latar Glico Man, ikon khas Dotonbori.

Di sini juga banyak tempat makan, salah satunya takoyaki, jajanan khas Osaka yang wajib dicoba.

Museum Kastil Osaka menyediakan toko oleh-oleh di lantai 1 dan 8. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)
Museum Kastil Osaka menyediakan toko oleh-oleh di lantai 1 dan 8. (KOMPAS.COM/YUHARRANI AISYAH)

Hari 8: Osaka

Jangan lupa mampir ke Osaka Castle, ikon Kota Osaka yang berusia sekitar 450 tahun.

Kastil ini dikelilingi taman luas dan parit yang dulu digunakan menyusahkan musuh memasuki kastil.

Setelah sesi foto-foto, perjalanan dilanjutkan dengan pengalaman naik shinkansen menuju Tokyo.

Sampai di Tokyo, kamu bisa beristirahat di hotel atau berkeliling di sekitar hotel.

Hari 9: Tokyo – Jakarta

Setelah sarapan, saatnya bersiap kembali ke Jakarta.

Kamu bisa naik pesawat dari Bandara Narita atau Bandara Haneda pada siang hari. Nantinya kamu bakal tiba di Jakarta menuju waktu Maghrib.

Baca juga:

Buat kamu yang berjiwa petualang, bisa merencanakan sendiri perjalanan mulai dari booking pesawat sampai menyusun bujet.

Sementara itu, kalau kamu tim anti-ribet, ikut paket tur dari agen perjalanan bisa menjadi pilihan.

Misalnya saja, paket tur Jepang dari H.I.S. Travel yang mencakup semua destinasi di atas dengan tarif mulai dari Rp 38,2 juta per orang.

Jadwal keberangkatan untuk rute di atas pada 25 Juni dan 1 Juli 2025 yang merupakan libur sekolah di Indonesia dan musim panas di Jepang.

Sumber:

  • Fujikawaguchiko Tourist Information (https://fujisan.ne.jp/en/guide/)
  • Tateyama Kurobe Alpine Route (https://www.alpen-route.com/en/)
  • Shirakawa Village Office (https://www.vill.shirakawa.lg.jp/en/)
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.