Sesekali, ia menutup mata, seakan benar-benar menikmati setiap tegukan.
Di sini, minum kopi terasa seperti ritual pribadi, cara untuk menemukan ketenangan di tengah hiruk-pikuk kota.
Dari budaya ini, saya belajar untuk lebih menghargai momen kecil. Saya merasa di Jepang, kopi bukan hanya minuman, tapi juga media refleksi diri.
Tidak ada tekanan untuk berbicara atau bersosialisasi, cukup secangkir kopi dan ketenangan.
Saya belajar banyak dari kedua budaya ini. Di Indonesia, kopi adalah jembatan sosial yang menghubungkan banyak orang.
Di Jepang, kopi adalah teman untuk refleksi diri. Keduanya punya keindahan masing-masing, dan saya merasa beruntung bisa menjalani keduanya.
Pada akhirnya, kopi bukan hanya soal rasa, tapi bagaimana kita menikmatinya sebagai bagian dari hidup dan waktu yang kita miliki.
Menurut saya, ini menarik untuk dibagikan.
Siapa tahu, kalau suatu saat kamu bepergian ke Jepang dan mengunjungi kafe di sini, kamu bisa lebih mudah beradaptasi dengan budaya ngopi yang berbeda.
Ulasan di atas disampaikan oleh Obull, pekerja kantoran Indonesia yang tinggal di Tokyo. Ia pencinta seni dengan kutipan favorit "creativity is intelligence having fun".
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Januari 2025)
View this post on Instagram