Cangkir kosong dibiarkan di meja demi menikmati Wi-Fi gratis.
Ada juga mahasiswa yang menjadikan kafe sebagai tempat rapat kelompok, membawa laptop, catatan, bahkan camilan dari luar.
Saya jarang melihat orang Indonesia ngopi sendirian.
Setidaknya, selalu ada teman untuk diajak berbicara, dan kehangatan ini yang membuat kafe terasa hidup.
Tentu saja, pengalaman ini bisa berbeda bagi setiap orang.
Namun bagi saya, kesan bahwa ngopi harus dinikmati dalam suasana yang ramai terasa begitu melekat dalam budaya kita.
Saat pindah ke Jepang, semuanya terasa berbeda. Suasana kafe di Tokyo sangat tenang.
Orang-orang datang sendiri, duduk di meja kecil, dan menikmati kopi dalam keheningan.
Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah bunyi mesin kopi atau langkah kaki staf.