Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Ekspektasi vs. Realita: Kehidupan Sebagai SSW di Jepang

Kompas.com - 30/12/2024, 11:45 WIB

Kehidupan di Jepang bagi pekerja asing, terutama pada program Ginou Jisshuu/SSW (Pekerja Terampil yang Ditentukan), selalu penuh dengan harapan, tantangan, dan kejutan.

Kisah sebelumnya pada seri ini mengisahkan perjalanan panjang Ifah, WNI yang kerja di Jepang.

Kini saatnya melihat bagaimana Ifah menjalani kehidupannya dengan semua ekspektasi dan realita yang ia temui di sana.

Apakah harapan yang ia bawa dari Indonesia dapat terwujud? Adakah realita yang jauh berbeda dari bayangannya?

Harapan yang Sederhana: “Lakukan yang Terbaik, Hasil Akan Menyusul”

Sebelum berangkat, Ifah mengaku tidak terlalu memikirkan gambaran hidup yang kompleks di Jepang. Ia tidak mempunyai ekspektasi tinggi atau terlalu ambisius. 

Bagi Ifah, fokus utamanya adalah melakukan yang terbaik dalam setiap langkahnya. Menurutnya, ingin hasil yang baik pasti akan datang dengan usaha maksimal.

“Saya tidak mempersiapkan ekspektasi yang terlalu besar, karena saya percaya, dengan melakukan yang terbaik dan berdoa, hasil yang baik akan datang. Apa yang saya inginkan? Saya hanya ingin mencoba melakukan yang terbaik, apapun hasilnya, setidaknya kita sudah mencoba,” ucap Ifah dengan percaya diri.

Namun, jika dilihat dari sudut pandang orang lain, bekerja di Jepang sangat menantang sehingga harus dipersiapkan dengan matang. 

Terutama, etos kerja sangat disiplin dan tuntutan waktu yang ketat di perusahaan Jepang.

Itulah kenapa, meskipun Ifah tidak mematok target yang terlalu ambisius, ia tetap menyadari bahwa bekerja di Jepang akan membutuhkan banyak penyesuaian diri.

Ilustrasi pekerja sedang membersihkan jendela kaca luar gedung.
Ilustrasi pekerja sedang membersihkan jendela kaca luar gedung.

Realita: Kejutan, Kesulitan, dan Peluang yang Terbuka

Jika ekspektasi Ifah lebih terfokus pada kesederhanaan, kenyataan yang dihadapi ternyata penuh dengan kejutan.

Salah satu realita besar yang ia temui adalah seberapa cepatnya kehidupan bekerja di Jepang.

“Di sini, waktu benar-benar sangat berharga. Bekerja dengan cepat dan efisien adalah hal yang tak bisa ditawar. Ini sesuai dengan gambaran saya sebelumnya, tetapi ketika menghadapinya, ternyata memang sangat menuntut,” ujar Ifah, menggambarkan salah satu tantangan yang paling mencolok pada awal kedatangannya.

Namun, seperti yang banyak orang tahu, dalam tantangan selalu ada peluang.

Bagi Ifah, salah satu kejutan terbesar adalah kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya lebih jauh.

Beberapa waktu setelah mulai bekerja, Ifah diberikan tanggung jawab yang lebih besar, ditunjuk sebagai pemimpin tim pembersihan hotel.

“Saya tidak menyangka akan mendapat kepercayaan sebesar itu. Ternyata, dengan bekerja sesuai prosedur dan selalu mengerjakan tugas dengan sepenuh hati, saya dipercaya untuk memimpin tim di beberapa tempat,” papar Ifah dengan senyum bangga.

Peran baru ini, meskipun penuh tantangan, memberi Ifah kesempatan untuk berkembang dan memperluas kemampuan manajerialnya.

Sebuah pencapaian yang menurutnya tidak mungkin terjadi tanpa kedisiplinan dan komitmen untuk selalu belajar.

Baca juga:

Sejumlah pekerja berjalan di depan Pintu Keluar Utara Marunouchi Stasiun Tokyo.
Sejumlah pekerja berjalan di depan Pintu Keluar Utara Marunouchi Stasiun Tokyo.

Menjaga Diri di Tengah Perbedaan Budaya

Seiring berjalannya waktu, Ifah semakin menyadari betapa pentingnya menyesuaikan diri dengan budaya Jepang yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Di Jepang, kecepatan kerja dan kedisiplinan sangat dihargai, dan seringkali tuntutan untuk bekerja cepat dan tepat bisa terasa membebani.

Namun, Ifah tidak menyerah. Ia berusaha untuk tetap menjaga semangat positifnya, meskipun kadang merasa lelah atau tertekan.

“Bekerja di Jepang itu benar-benar menguji fisik dan mental. Tetapi saya juga belajar banyak, terutama tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan rekan kerja. Saya berusaha menjadi orang yang proaktif, selalu membantu, dan tidak ragu untuk meminta maaf jika saya melakukan kesalahan,” kata Ifah.

Jika di Indonesia, mungkin ia bisa lebih santai dalam bekerja, di Jepang Ifah belajar bahwa kerjasama tim dan sikap rendah hati adalah kunci utama untuk bertahan dan berkembang.

Rendang sapi khas Minang yang kaya rempah.
Rendang sapi khas Minang yang kaya rempah.

Rindu Rumah: Menemukan Kenyamanan dalam Perubahan

Salah satu hal yang tidak bisa dihindari oleh Ifah adalah rasa rindu rumah. Jauh dari keluarga dan budaya yang ia kenal, kadang Ifah merasa kesepian.

Namun, seperti banyak pekerja asing lainnya, ia menemukan cara untuk menghadapi rasa rindu tersebut.

Salah satunya adalah dengan memasak makanan yang biasa dimasak oleh ibunya di Indonesia.

“Ketika saya kangen rumah, saya coba masak makanan yang sering dibuat ibu. Meskipun rasanya tidak sama persis, setidaknya itu sedikit mengobati kerinduan saya,” kata Ifah, mengenang kenangan manis dari rumah.

Selain itu, Ifah juga merasa beruntung karena banyak bahan makanan di Jepang yang ia butuhkan untuk memasak masakan Indonesia, terutama rempah-rempah. 

Meskipun rasanya mungkin sedikit berbeda, ia tetap bisa menemukan kenyamanan dalam masakan yang familiar.

Menerima Perbedaan, Menghadapi Tantangan

Perjalanan Ifah di Jepang baru saja dimulai, dan tantangan serta peluang yang dihadapi akan terus berkembang.

Harapannya yang sederhana ternyata membawa banyak kejutan—baik yang menyenangkan maupun yang menguji ketahanan dirinya.

Meski demikian, Ifah tetap melangkah dengan optimisme, berusaha melakukan yang terbaik di setiap langkah, dan menerima kenyataan dengan lapang dada.

“Kehidupan di Jepang memang tidak mudah, tapi saya merasa ini adalah kesempatan besar untuk belajar dan berkembang. Saya berharap bisa terus memperbaiki diri, dan suatu hari nanti kembali dengan pengalaman yang berharga,” tutup Ifah, penuh semangat.

Stay tuned untuk artikel-artikel berikutnya dalam seri ini!

Kita akan terus mengikuti perjalanan Ifah di Jepang, menjelajahi tantangan baru, dan melihat bagaimana ia terus beradaptasi dengan kehidupan dan pekerjaan di Negeri Matahari Terbit.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Desember 2024)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.