Contoh umum adalah frasa "と思います" (to omoimasu) yang secara kasar diterjemahkan menjadi "Saya pikir".
Ungkapan ini biasanya diawali dengan suatu pendapat atau keinginan, seperti:
Meskipun ini mungkin terdengar normal, tetapi bagi orang asing hal itu bisa terdengar ragu-ragu.
Awalnya, hal itu mungkin tampak hanya sebagai cara untuk memperhalus pendapat seseorang, tetapi sebenarnya lebih dalam.
Frasa "menurut saya" memungkinkan orang lain untuk tidak setuju dengan lebih nyaman dan membantu menghindari menempatkan seseorang dalam posisi sulit.
Ditambah lagi, hal itu memperhalus kekagetan ketika pendapatmu ditolak, membuat ketidaksetujuan menjadi tidak terlalu konfrontatif.
Misalnya, jika kamu menyebutkan bahwa dompet kosong, orang lain mungkin akan menjawab dengan "Sama juga" atau "Saya tahu, ini sulit," yang secara tidak langsung berarti, "Saya tidak akan meminjamkan kamu uang, apa pun alasannya."
Di sisi lain, jika kamu bertanya langsung, "Bisakah saya meminjam uang?" tanggapan mereka bisa jadi jelas "Ya" atau "Tidak," yang mungkin membuat interaksi menjadi lebih canggung atau mengungkapkan sisi lain dari karakter mereka.
Dengan mengisyaratkan suatu kebutuhan, kedua belah pihak dapat menavigasi percakapan dengan lebih nyaman, terutama ketika menyangkut ketidaksetujuan.
Tentu saja, keterusterangan juga dihargai dalam konteks tertentu, terutama ketika kamu mengenal orang lain dengan baik.