Sake juga diminum untuk menandai pembukaan toko dan kemenangan pemilu atau sekadar mengatakan "kampai" yang berarti "sulang" di pub Jepang.
Secara tradisional, tiga persembahan ritual diberikan kepada banyak dewa agama Shinto Jepang: beras, kue beras, dan sake.
Pada acara pernikahan Shinto, kedua mempelai minum sake dari cangkir porselen yang sama untuk melambangkan persatuan mereka.
Pabrik sake menggantung daun cedar di luar yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat, menandai serta memberi tahu pelanggan saat sake baru siap pada awal musim dingin.
Konsumsi sake telah menurun drastis di Jepang selama 50 tahun, karena minuman lain seperti bir dan wine menjadi lebih populer.
Kementerian Pertanian Jepang mengatakan bahwa konsumsi sake pada 2023 sebanyak 390 juta liter, turun dari 1,7 miliar liter daripada 1973.
Namun, ekspor sake meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2011. Sekarang sake dibuat hingga ke Selandia Baru, Perancis, dan Amerika Serikat.
View this post on Instagram