Makan siang gratis di sekolah Jepang (kyushoku) telah dimulai sejak 135 tahun lalu tepatnya pada 1889 (Meiji 22).
Awalnya, sekolah dasar swasta di Jepang bernama SD Chuai menyiapkan makan siang gratis untuk siswa dari keluarga kurang mampu, seperti dilansir dari situs web Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang.
Sekolah Dasar Chuai dibangun di dalam Kuil Daitokuji di Kota Tsuruoka, Prefektur Yamagata.
Para biksu dari Kuil Daitokuji mendatangi rumah-rumah di sekitar sana untuk membacakan sutra.
Beras dan uang yang mereka dapatkan dari usaha mereka itu digunakan untuk menyediakan makan siang gratis di Sekolah Dasar Chuai.
Baca juga: Sekolah di Jepang Mulai Sediakan Menu Makan Siang Halal, Berawal dari Prefektur Ibaraki
Program makan siang di sekolah meluas secara bertahap pada 1923 (Taisho 12) yang didukung oleh Pemerintah Jepang sebagai cara meningkatkan gizi anak-anak.
Namun, program makan siang sempat terhenti karena perang.
Setelah perang, kekurangan pangan menyebabkan penurunan status gizi anak-anak.
Sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan publik, program makan siang di sekolah kembali diadakan.
Undang-Undang Makan Siang Sekolah (School Lunch Act) diberlakukan pada 1954 dan ditetapkan pula sistem hukum untuk pelaksanaannya.
Pasal 2 undang-undang tersebut menetapkan tujuan makan siang sekolah, salah satunya adalah menjaga dan meningkatkan kesehatan anak melalui asupan gizi yang tepat.
Makan siang sekolah kini disiapkan dengan diet seimbang untuk memastikan bahwa siswa menerima sekitar sepertiga dari nutrisi yang mereka butuhkan setiap hari.
Ketika Undang-Undang Makan Siang Sekolah direvisi dan diberlakukan pada 2009, tujuan utamanya berfokuas pada pendidikan pangan (shokuiku).
Program makan siang gratis telah berlaku secara resmi tetapi belum semua pemerintah daerah menjalankannya.
Mengutip Japan Times, dari hasil survei Kementerian Pendidikan Jepang, terdapat 43 persen atau mencapai 775 kotamadya di Jepang per tahun fiskal 2023 yang menjalankan program makan siang gratis.
Hingga Mei 2023, sebesar 98,8 persen dari seluruh SD di Jepang dan 89,8 persen dari seluruh SMP di Jepang menawarkan makanan siang gratis.
Sistem program makan siang gratis pun tergantung pada kotamadya masing-masing.
Misalnya saja Kota Kodaira di Metropolis Tokyo, menawarkan makan siang gratis untuk anak ketiga atau lebih yang sekolah SD dan SMP di Kota Kodaira.
Dilansir dari situs web Kodaira City, tentunya mereka harus berasal dari rumah tangga atau orang tua yang sama.
Contoh kasus: anak pertama dan anak kedua sekolah di SMP Kota Kodaira serta anak ketiga dan anak keempat sekolah di SD Kota Kodaira.
Maka, anak ketiga dan keempat akan mendapatkan makan siang gratis.
Sementara itu, orang tuanya harus membayar untuk biaya makan siang anak pertama dan kedua.
Ada pula kotamadya yang memberikan makan siang gratis kepada siswa dari keluarga kurang mampu atau siswa dengan nilai pelajaran tertentu.
Selain itu, ada sekolah yang menggratiskan makan siang sampai periode tertentu. Permasalahan umumnya karena keterbatasan biaya.
Aturan program makan siang gratis setiap kotamadya berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintah daerahnya.
Kamu dapat mengecek kebijakan tersebut pada situs web kotamadya di Jepang.
Baca juga: Yuk, Intip Menu Makan Siang Murid SD di Jepang ala Shokuiku yang Lezat dan Sehat
Biaya makan siang bulanan rata-rata mencapai 4.688 yen (Rp 480.000-an) untuk SD dan 5.367 yen (Rp 550.000-an) untuk SMP di beberapa prefektur dan kota di Jepang, seperti dikutip dari Japan Times.
Melansir Asahi Shimbun, Pemerintah Jepang membutuhkan anggaran tahunan sekitar 500 miliar yen (Rp 51,5 triliun) untuk menyediakan makan siang gratis bagi seluruh siswa SD dan SMP negeri di Jepang.
Japan Times menyebutkan bahwa pada tahun fiskal 2023, sekitar 470 kotamadya menggunakan dana mereka sendiri untuk membiayai program makan siang gratis di sekolah.
Sementara itu, sekitar 230 kotamadya memanfaatkan subsidi khusus negara untuk pembangunan daerah.
Baca juga: Kenali Apa itu Shokuiku, Edukasi Membentuk Pola Makan Sehat ala Jepang
Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, menu makan siang di sekolah berganti seiring berkembangnya zaman.
Setelah perang di Jepang, menu makan siang yang populer biasanya mengandung daging paus dan susu skim bubuk.
Nasi kari dan spageti menjadi menu makan siang populer sejak budaya Barat masuk ke Jepang.
Bahkan, berdasarkan Web Japan, kari Jepang yang rasanya sedikit manis masih menjadi favorit hingga sekarang.
Tentunya, masakan tradisional Jepang juga menjadi menu makan siang favorit misalnya nasi putih, ikan panggang, dan sup miso.
Menu makan siang juga dilengkapi dengan susu dan hidangan penutup.
Program makan siang gratis di Jepang bertujuan untuk membantu meringankan beban finansial keluarga dan pemerataan gizi.
Tujuan jangka panjangnya untuk menanggulangi rendahnya angka kelahiran.
Baca juga: Punya Anak di Jepang Dapat Tunjangan, Jumlahnya Mulai dari Rp 1 Juta per Bulan
Sumber:
View this post on Instagram