Siapa sih yang enggak suka makanan enak yang langsung diantar ke rumah? Pernahkah kamu berpikir tentang perbedaan pengiriman makanan online di Jepang dan Indonesia?
Ternyata, ada banyak hal kecil yang membuat pengalaman pesan makanan di dua negara ini sangat berbeda baik dalam hal kecepatan, kualitas, hingga interaksi dengan kurir pengantar makanan online.
Di Jepang, kecepatan pengiriman makanan sudah enggak perlu diragukan lagi. Kalau kamu pesan ramen atau sushi, makanan itu bakal sampai tepat waktu, tidak lebih cepat dan tidak lebih lambat.
Jika kurir pengantar makanan online di Jepang bilang "5 menit lagi," bisa dipastikan 5 menit lagi makanan kamu sudah sampai di depan pintu tanpa ada keterlambatan sedikit pun.
Sistem yang efisien dan sangat disiplin menjadi ciri khas pengantaran makanan di Jepang.
Di Indonesia, walaupun pengantaran makanan sering dilakukan dengan cepat, kenyataannya ada banyak faktor yang membuat pengiriman bisa tertunda.
Kurir pengantar makanan online kadang harus menunda perjalanan karena alasan pribadi, seperti kehabisan bensin atau mengantarkan pesanan lain lebih dulu.
Kemacetan atau cuaca buruk sering jadi penghalang utama, apalagi kalau restoran sedang ramai atau kekurangan staf.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba menjadi kurir pengantar makanan online di Indonesia, saya tahu betul tantangan yang dihadapi, kadang kita harus menghadapi situasi yang tak terduga.
Walau begitu, salah satu hal yang saya suka adalah fleksibilitas komunikasi dengan pelanggan yang memungkinkan kita untuk memberikan kabar lebih awal jika ada kendala.
Baca juga: 4 Beda Beras Jepang dengan Beras Indonesia, dari Jenis Padi sampai Harga
Di Jepang, kualitas makanan saat pengiriman selalu terjaga.
Pengantaran dilakukan dengan sangat hati-hati dan kemasan makanan dirancang untuk memastikan makanan tetap hangat atau segar sampai di tangan pelanggan.
Kamu enggak perlu khawatir tentang kebersihan restoran atau cara penyajian makanan.
Restoran dan layanan pengantaran makanan di Jepang harus mengikuti standar kebersihan dan kualitas yang ketat.
Sementara itu, meskipun kebanyakan restoran di Indonesia sudah berusaha menjaga kualitas, terkadang ada keraguan soal kebersihan dan cara penyajian, terutama di restoran rumahan atau yang dikelola secara pribadi.
Banyak dari kita mungkin merasa ragu jika memesan dari warung makan kecil, karena kadang kita enggak tahu kondisi dapurnya.
Sering kali, kita juga melihat di media sosial kasus-kasus kebersihan restoran yang kurang memadai, misalnya staf yang memasak tanpa memakai pakaian layak atau bahkan melakukan hal yang tidak higienis.
Walaupun demikian, harga makanan yang lebih terjangkau seringkali membuat kita tetap memilih membeli, meski ada sedikit keraguan.
Tentunya, restoran besar yang mempunyai reputasi baik, sudah lebih terjamin kualitas dan kebersihannya, jadi kita enggak perlu khawatir.
Baca juga: Perbedaan Perayaan Ulang Tahun di Jepang dengan Indonesia
Bagian ini sangat menarik karena di Jepang dan Indonesia, pengalaman berinteraksi dengan kurir pengantar makanan online sangat berbeda.
Di Jepang, pengalaman memesan makanan online sangat efisien dan tanpa banyak interaksi.
Ketika kamu pesan, cukup pilih makanan di aplikasi dan kurir pengantar makanan online akan datang tepat waktu tanpa banyak bicara.
Bahkan, jika kamu memilih fitur "letakkan di depan pintu," mereka akan menaruh makanan di tempat yang diminta tanpa ada komunikasi lebih lanjut.
Saya pribadi sangat suka sistem ini, semuanya berjalan dengan sangat rapi, tanpa perlu berbicara dengan kurir.
Di Indonesia, interaksi antara kurir dan pelanggan justru menjadi salah satu bagian yang cukup berwarna.
Kurir pengantar makanan online biasanya berkomunikasi langsung dengan pelanggan, baik sebelum berangkat menuju restoran atau saat mereka sudah mendekati lokasi pengantaran.
Terkadang, kurir memberi tahu jika ada masalah yang menyebabkan keterlambatan, misalnya harus mengisi bensin atau mengantar pesanan lain terlebih dahulu.
Tidak jarang juga kurir meminta pelanggan untuk turun ke luar rumah supaya mereka lebih mudah menemukan alamat.
Meski ini kadang membuat pengiriman terasa lebih fleksibel dan personal, hal ini bisa jadi juga agak mengganggu.
Terutama, jika kita sedang menunggu makanan dan berharap kurir langsung mengantarkan ke depan pintu.
Baca juga: Beda Festival Kembang Api di Jepang dan Indonesia, Lokasi dan Waktu
Fitur pengantaran seperti "letakkan di depan pintu" kini sangat umum di kedua negara. Namun, cara kurir pengantar makanan online menjalankannya berbeda.
Di Jepang, jika kamu memilih opsi tersebut, mereka akan langsung menaruh makanan di depan pintu tanpa ada komunikasi lebih lanjut.
Mereka benar-benar menghormati instruksi yang diberikan, tanpa meminta tambahan interaksi.
Di Indonesia, fitur serupa juga ada, terutama setelah pandemi Covid-19. Saat itu, pengantaran tanpa kontak langsung menjadi sangat penting untuk menjaga protokol kesehatan.
Banyak pelanggan mulai memilih opsi "letakkan di depan pintu" untuk menghindari pertemuan langsung dengan kurir.
Namun, setelah pandemi, meskipun fitur ini masih tersedia, sikap beberapa kurir pengantar makanan online sudah mulai berubah.
Ada kalanya mereka menelepon dan meminta kita keluar rumah untuk mengambil makanan atau bahkan meminta biaya tambahan untuk parkir.
Ini terasa tidak sopan dan sangat mengganggu, apalagi jika kita sudah memilih opsi pengantaran yang seharusnya lebih mudah.
Jadi, apakah pengiriman makanan di Jepang lebih baik daripada di Indonesia? Kedua negara punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Di Jepang, semuanya sangat tepat waktu, terstruktur, dan efisien kamu bisa mengandalkan kualitas dan kebersihan makanan dengan sangat baik.
Sementara di Indonesia, meskipun ada tantangan dalam hal waktu dan kebersihan, ada fleksibilitas lebih dalam berinteraksi dengan kurir dan kenyamanan dalam harga yang lebih terjangkau.
Akhirnya, semuanya tergantung pada preferensi pribadi. Kalau kamu suka pengalaman yang cepat, rapi, dan tanpa gangguan, Jepang mungkin lebih cocok.
Namun, jika kamu menikmati interaksi yang lebih personal dan nggak masalah dengan sedikit ketidaktepatan waktu, Indonesia menawarkan pengalaman pengiriman makanan yang penuh kejutan.
Baca juga: Perbedaan Antrian di Toilet Umum Jepang dan Indonesia
Ulasan di atas disampaikan oleh Obull, WNI yang kerja di Tokyo. Penyuka seni ini mempunyai quote favorit "creativity is intelligence having fun".
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (November 2024)
View this post on Instagram