Di Jepang, pengalaman memesan makanan online sangat efisien dan tanpa banyak interaksi.
Ketika kamu pesan, cukup pilih makanan di aplikasi dan kurir pengantar makanan online akan datang tepat waktu tanpa banyak bicara.
Bahkan, jika kamu memilih fitur "letakkan di depan pintu," mereka akan menaruh makanan di tempat yang diminta tanpa ada komunikasi lebih lanjut.
Saya pribadi sangat suka sistem ini, semuanya berjalan dengan sangat rapi, tanpa perlu berbicara dengan kurir.
Di Indonesia, interaksi antara kurir dan pelanggan justru menjadi salah satu bagian yang cukup berwarna.
Kurir pengantar makanan online biasanya berkomunikasi langsung dengan pelanggan, baik sebelum berangkat menuju restoran atau saat mereka sudah mendekati lokasi pengantaran.
Terkadang, kurir memberi tahu jika ada masalah yang menyebabkan keterlambatan, misalnya harus mengisi bensin atau mengantar pesanan lain terlebih dahulu.
Tidak jarang juga kurir meminta pelanggan untuk turun ke luar rumah supaya mereka lebih mudah menemukan alamat.
Meski ini kadang membuat pengiriman terasa lebih fleksibel dan personal, hal ini bisa jadi juga agak mengganggu.
Terutama, jika kita sedang menunggu makanan dan berharap kurir langsung mengantarkan ke depan pintu.