Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

5 Budaya Kerja di Jepang, Alon-alon Asal Kelakon

Kompas.com - 25/10/2024, 12:00 WIB

Sayangnya, hal ini membuat kita merasa harus segera menyelesaikan tugas tanpa konsultasi dari awal. Pada akhirnya, tugas dianggap salah dan kita harus mengulang lagi dari awal.

Di Jepang, cara bekerja tersebut tidak baik. Jika suatu pekerjaan diberi skala 0-10 dari awal hingga pekerjaan itu selesai, maka proses pengerjaan tugas adalah sebagai berikut:

  • 0: Meeting pemberian tugas dari atasan kepada kita
  • 1-2: Drafting awal pengerjaan tugas sambil memastikan pemikiran kita dan atasan sudah sesuai
  • 3-4: Kita meminta atasan untuk mengecek drafting yang kita buat. Di sini, atasan kita akan meminta revisi atau mengiyakan pekerjaan kita
  • 5-6: Jika pada tahap 3-4 dianggap sudah betul, lanjut ke tahap berikutnya melalui proses drafting
  • 7-8: Proses 3-4 diulang kembali, hingga masuk ke tahap finishing atau penyempurnaan
  • 9-10: Finishing adalah ketika kita masuk dalam tahap akhir ketika semua pekerjaan sudah selesai dicek akhir oleh atasan.

Tahap ini tidak hanya ditujukan untuk pekerjaan kantoran.

Semua jenis pekerjaan membutuhkan cek beberapa kali dalam bentuk yang berbeda karena kesalahan atau kesuksesan kita adalah tanggung jawab dari atasan.

Baca juga: Cara Kerja Sebagai SSW atau Tokutei Ginou bagi Alumni Magang Jepang

Ilustrasi dua orang pekerja di ruang meeting.
Ilustrasi dua orang pekerja di ruang meeting.

4. Jangan suka berasumsi

Ketika kita diberi tugas secara berkelompok, jangan pernah berasumsi, “Ah, pasti nanti pekerjaan ini akan dikerjakan oleh si A”.

Atau, “Oh, kalau sudah lewat jam 20.00, pasti perhitungan kasir sudah dikerjakan si B, saya tidak perlu cek ulang”.

Pernah berpikir hal serupa? Dalam bahasa Jepang, hal seperti ini disebut Eror Omiai, artinya pihak terkait berpikir hal yang sama, tetapi ternyata tidak ada yang mengerjakan.

Asumsi seringkali berakibat buruk dalam lingkungan kerja, kadang fatal hingga bisa kehilangan kepercayaan dari pelanggan. 

Di Jepang istilah 確認(かくにん/kakunin) atau pengecekan ulang bisa dibilang hal yang tidak boleh dihilangkan dalam segala aspek kehidupan.

Dalam kereta, contohnya, masinis akan mengecek sistem kendali dengan cara menunjuk ke suatu data atau angka dengan telunjuknya sebagai tanda cek ulang (double check) atau bahkan diucapkan “yoshi” setelah menunjuk ke suatu arah.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.