Banyak hal yang tidak dapat diingat jika perintah diberikan secara verbal. Itulah alasan mencatat menjadi kebiasaan baik dalam budaya kerja di Jepang.
Orang yang tidak mencatat justru mendapat kesan negatif ketika bekerja.
Komponen dari catatan harus terdiri dari 5W1H (+2H jika perlu) yaitu What, Why, Where, When, Who, dan How.
Jika diperlukan, tambahan seperti How Much dan How Long pun bisa ditambahkan.
Tanyakan juga skala prioritas dari tugas tersebut dan kapan harus diselesaikan.
Salah satu kesalahan fatal karyawan seringkali bukan karena kesalahan pengerjaan tugas tapi hal yang diminta berbeda dari perintah yang diberikan oleh atasannya.
Tidak hanya menghabiskan waktu dan tenaga, suatu pekerjaan tidak bisa selesai tepat waktu yang berakibat mundurnya rencana awal suatu proyek.
Ketika tidak mengerti, setelah mencatat dan memberikan tanda pada catatan, jujurlah pada poin-poin yang sulit dimengerti atau dibutuhkan penjelasan ulang.
Setelah instruksi selesai diberikan oleh atasan atau senior, pastikan untuk mengulang sebagai konfirmasi dan pastikan tenggat waktu pengerjaan.
Baca juga: Berapa Batas Umur Kerja di Jepang?
Kita kadang takut jika dianggap tidak mampu mengerti atau mengerjakan tugas dengan baik atau lancar sehingga ingin mengerjakan tugas hingga selesai dan dianggap cekatan.