Namun, aturan baru ini adalah jalan keluar terakhir, kata pejabat senior di Asosiasi Truk Jepang Haruhiko Hoshino.
"Mengurangi jam kerja pengemudi berarti menolak pekerjaan. Menolak pekerjaan berarti barang tidak akan dikirim," kata Hoshino kepada AFP.
Jepang diperkirakan kekurangan kapasitas untuk mengangkut sebanyak 34 persen kargo domestiknya pada 2030, menurut sebuah studi yang sering dikutip oleh pemerintah.
Dampaknya sudah terlihat dengan laporan bandara yang berjuang untuk mengamankan bahan bakar penerbangan awal tahun ini serta buah dan sayuran yang datang terlambat.
Perusahaan bekerja sama untuk berbagi truk, sebuah langkah yang tidak terpikirkan sebelum aturan baru.
Sementara perusahaan susu berupaya untuk menstandardisasi kontainer.
Menurut pemerintah Jepang, perusahaan truk seharusnya tidak memaksakan diskon dan barang gratis.
Baca juga: UMR Jepang Ditargetkan Naik 40 Persen Selama Dekade Ini
View this post on Instagram