Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Gaji & Benefit

Aturan Baru Jam Lembur Sopir Truk di Jepang, Bikin Bisnisnya Guncang

Kompas.com - 20/10/2024, 23:09 WIB

Jepang menerapkan aturan jam lembur baru bagi sopir truk sejak April 2024 menjadi 960 jam per tahun atau rata-rata 80 jam per bulan.

Jumlah jam kerja maksimum termasuk waktu istirahat juga dibatasi hingga 3.300 jam per tahun.

Sebelumnya, tidak ada batasan yang efektif dan banyak pengemudi bekerja sepanjang waktu untuk menambah penghasilan mereka yang sedikit.

Meskipun penting bagi ekonomi terbesar keempat di dunia, industri truk menempati posisi yang lemah dalam hierarki ekonomi Jepang.

Mengutip kantor berita AFP pada Minggu (20/10/2024), sopir truk umumnya bekerja 20 persen lebih lama daripada pekerja lainnya. Hampir satu dari lima sopir truk bekerja 60 jam seminggu atau lebih.

Namun, pendapatan sopir truk 10 persen lebih sedikit, sekitar 4,5 juta yen atau Rp 466 juta per tahun.

Baca juga: UMR Jepang 2024 Terbaru per 1 Oktober

Ilustrasi loading barang ke dalam truk. (PEXELS/DARYA SANNIKOVA)
Ilustrasi loading barang ke dalam truk. (PEXELS/DARYA SANNIKOVA)

Sebagian besar dari sekitar 63.000 bisnis truk di Jepang adalah pemain kecil dengan 10 kendaraan atau kurang. 

Bahkan sebelum aturan baru diberlakukan, bisnis truk sudah banyak yang berjuang.

Mereka bertahan dengan memotong harga atau menawarkan bongkar muat gratis, sering kali dengan tangan.

Pengemudi sering menunggu berjam-jam tanpa biaya tambahan bagi pelanggan.

Namun, aturan baru ini adalah jalan keluar terakhir, kata pejabat senior di Asosiasi Truk Jepang Haruhiko Hoshino.

"Mengurangi jam kerja pengemudi berarti menolak pekerjaan. Menolak pekerjaan berarti barang tidak akan dikirim," kata Hoshino kepada AFP.

Jepang diperkirakan kekurangan kapasitas untuk mengangkut sebanyak 34 persen kargo domestiknya pada 2030, menurut sebuah studi yang sering dikutip oleh pemerintah.

Dampaknya sudah terlihat dengan laporan bandara yang berjuang untuk mengamankan bahan bakar penerbangan awal tahun ini serta buah dan sayuran yang datang terlambat.

Perusahaan bekerja sama untuk berbagi truk, sebuah langkah yang tidak terpikirkan sebelum aturan baru.

Sementara perusahaan susu berupaya untuk menstandardisasi kontainer.

Menurut pemerintah Jepang, perusahaan truk seharusnya tidak memaksakan diskon dan barang gratis.

Baca juga: UMR Jepang Ditargetkan Naik 40 Persen Selama Dekade Ini

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.