Saking sukanya, salah satu rumor mengatakan bahwa penyebab kematian Tokugawa adalah “terlalu banyak makan tempura”.
Pada akhirnya, tempura dinobatkan sebagai salah satu dari “Edo no Zanmai” (“Tiga Hidangan Zaman Edo”) bersama sushi dan soba.
Tempura dulu dan sekarang
Awalnya, tempura berbahan dasar daging cincang, sayur, dan ikan. Sekitar abad ke-18, para juru masak Jepang mulai bereksperimen.
Mereka mencoba memasak bahan laut dan sayur-mayur menjadi tempura. Di saat itulah, tempura menjadi jati diri Jepang.
Kepopuleran tempura kian meroket pada Zaman Meiji (1868 – 1912). Hal ini terjadi saat rumah makan tempura bermunculan di Jepang, terutama di daerah Ginza, Asakusa, dan Nihonbashi.
Salah satu gaya tempura yang paling terkenal saat itu adalah “Ozashiki Tempura”. Juru masak memasak tempura langsung di depan pelanggan dalam ruang tatami. Jadi, tempura yang dihidangkan tetap garing!
Kemudian, munculah hidangan-hidangan baru seperti Tendon (semangkuk nasi dengan tempura di atasnya) dan Tempura Soba (soba panas atau dingin dengan lauk tempura).
Seiring berjalannya waktu, zaman sekarang, tak aneh jika kita melihat sushi isi tempura. Bahkan, semakin banyak hal yang dijadikan tempura seperti es krim, buah, dan mi.
Lalu, bagaimana dengan tempura di negara aslinya, Portugal? Tidak pudar, melainkan ganti nama menjadi peixinhos da horta. Hidangan ini biasa memasak ikan kecil menjadi tempura.
(Alfonsus Adi Putra/Sumber: Aetna/Fun! Japan)