Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Bekerja Di Jepang

Beberapa Cara Mengatasi Kesibukan Pagi Hari di Jepang

Kompas.com - 22/10/2019, 22:03 WIB

OhayoJepang - Tinggal di luar negeri tentu memiliki tantangan-tantangan sendiri. Tantangan ini bisa dirasakan di berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan sosial, makanan, dan berbagai aspek lainnya.

Kali ini editor Ohayo Jepang yang tinggal di negeri matahari akan membagikan beberapa pengalaman mereka terkait dengan kesibukan pagi di Tokyo. 

Kamu mungkin pernah melihat video viral orang-orang didorong masuk ke kereta yang penuh di Jepang. Beberapa orang mungkin berpikir “mengapa tidak menunggu kereta berikutnya saja?”.

Semua orang punya alasan dan syukurlah penumpukan penumpang tidak terjadi setiap saat. Intinya adalah jam sibuk di Tokyo merupakan momen yang parah.

Apa yang biasanya terjadi pada jam sibuk?

Berbeda dengan Indonesia, jam sibuk di daerah metropolitan Jepang lebih ditandai dengan kepadatan kereta bukan kemacetan di jalan raya. Berikut beberapa keadaan yang  bisa kamu temui di kereta Jepang pada saat jam sibuk.

  1. Banyaknya Orang

Ini merupakan hal yang wajar, karena kereta merupakan alat transportasi utama yang digunakan di daerah metropolitan. Hiruk pikuk orang ini bisa kamu temui dari masuk ke stasiun sampai dengan di dalam kereta.

Bagusnya, meskipun jumlah orangnya banyak mereka tetap berbaris dengan tertib di tempat masing-masing, sehingga tidak mengganggu alur keluar masuk kereta dan stasiun.

Jika kamu terlambat dan jumlah orang di stasiun masih banyak, kamu tidak akan bisa memaksakan diri untuk naik kereta di jam tersebut karena kamu tidak boleh menyela barisan yang telah terbentuk. 

Penumpukan orang ini akan semakin parah bila ada gangguan kereta di satu jalur. Pada saat seperti ini biasanya ada petugas “pusher”, yang membantu orang untuk masuk ke kereta yang sudah penuh. 

  1. Kereta yang Lebih Lambat

Di beberapa daerah jumlah kereta di pagi hari biasanya lebih sedikit dibandingkan kereta di jam-jam sibuk.

Penambahan jumlah kereta ini merupakan salah satu penanggulangan dari perusahaan kereta agar jumlah kereta tetap terjaga pada saat jam sibuk. 

Pada jalur-jalur dengan tingkat kepadatan kereta lebih dari 150 persen, kecepatan kereta ini sedikit melambat karena jumlah penumpang yang membludak.

  1. Tempat Parkir Sepeda Penuh

Hal ini mungkin tidak berlaku untuk semua orang, tetapi orang-orang yang mengendarai sepeda ke stasiun mungkin mengalami kesulitan menemukan tempat untuk memarkir sepeda mereka.

Orang-orang yang tidak menyewa tempat parkir bulanan mungkin harus cepat sampai stasiun kereta untuk mendapatkan tempat parkir sepeda.


Hal-hal yang disebutkan di atas tentu akan memberikan pengaruh pada Olimpiade Tokyo 2020 nanti.

Oleh karena itu, Jepang mulai melakukan berbagai penanganan jam sibuk karena dikhawatirkan jumlah kepadatan akan bertambah selama periode kejuaraan olahraga ini.  

Apa yang dilakukan?

Masalah jam sibuk ini, termasuk masalah yang ada sejak lama di Jepang. Tidak hanya pemerintah, perusahaan kereta pun melakukan beberapa penanggulangan. Salah satunya dengan coba menguraikan waktu padat.

Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan Jepang.

Baca: Mengapa Jepang Himbau Karyawan untuk Bekerja di Rumah Saat Olimpiade Tokyo 2020?

  1. Makanan Gratis

Beberapa jalur kereta bawah tanah telah memberikan makanan gratis kepada orang-orang yang naik kereta lebih awal dari jam sibuk dalam bentuk voucher makanan.

Sementara jalur kereta lain menciptakan sistem poin bagi mereka yang naik lebih awal, yang bisa ditukar dengan makanan.

  1. Kursi yang Sudah Dipesan

Beberapa jalur kereta membuat sistem tempat duduk khusus (reservation seat). Dengan membayar biaya tambahan, pelanggan bisa duduk di kursi tersebut. Hal ini memungkinkan orang memiliki kursi yang terjamin setiap kali mereka naik kereta.

Meskipun kursi-kursi ini memiliki harga lebih mahal, mereka menyediakan jendela kecil untuk melihat keluar untuk mengurangi stress karena kepadatan pada jam sibuk.

  1. Jisa Bizu (perbedaan waktu bisnis)

“Hataraki-kata Kaikaku” (berarti: reformasi gaya kerja) telah menjadi kata yang populer di Jepang selama beberapa waktu.

Pemerintah Jepang mempelopori gaya baru bekerja di Jepang ini dalam bentuk teleworking, kerja jarak jauh, atau bekerja dari rumah. Bentuk reformasi lain diterapkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk jam kerja yang fleksibel.

Sementara beberapa perusahaan memberikan kebebasan kepada orang-orang mereka untuk bekerja lebih dekat ke rumah mereka, dari jarak jauh atau bahkan di rumah.

Kemudian, yang lain diperbolehkan untuk mendorong jam kerja mereka di kemudian hari untuk menghindari terburu-buru di pagi hari. Semuanya adalah upaya untuk menanggulangi kepadatan saat jam sibuk.

Provided by Karaksa Media Partner (14 Agustu 2019)

Halaman:
Editor : Wahyu adityo prodjo

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.