Realita Gaji Magang di Jepang, Cukup untuk Hidup atau Bisa Menabung?

Ilustrasi beberapa lembar uang yen kertas. Gaji magang di Jepang biasanya hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan susah untuk ditabung. DOK. PHOTO-AC

Banyak mahasiswa dan lulusan baru asal Indonesia bermimpi ikut magang di Jepang.

Namun, di balik semangat mencari pengalaman kerja, ada satu pertanyaan yang sering muncul yaitu apakah gaji magang cukup untuk bertahan hidup.

Lantas, apakah gaji magang juga cukup untuk ditabung di negara dengan biaya hidup tinggi seperti Jepang?

Mulai dari sewa kamar, biaya makan, transportasi, sampai paket ponsel, semua jadi pengeluaran bulanan yang harus dipikirkan sejak awal.

Tak sedikit yang akhirnya sadar kalau gaji magang di Jepang lebih sering pas-pasan, bahkan kadang belum cukup untuk menyisihkan uang tabungan.

Baca juga:

Kisaran Gaji Magang di Jepang

Secara aturan, gaji magang di Jepang harus sesuai upah minimum regional (UMR).

UMR di Tokyo misalnya, sekitar 1.163 yen per jam atau setara 210.000-230.000 yen (sekitar Rp 23-25 juta) per bulan untuk kerja penuh waktu.

Tapi, data pemerintah mencatat rata-rata gaji magang hanya sekitar 182.700 yen (sekitar Rp 20 juta) per bulan.

Angka ini masih lebih rendah dibanding kebutuhan hidup layak di banyak daerah, apalagi di kota besar seperti Tokyo.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!