Nomikai atau pesta minum bersama adalah bagian dari budaya kerja di Jepang.
Acara ini ajang bersantai sekaligus kesempatan bagi rekan kerja untuk membangun hubungan yang lebih dekat di luar lingkungan kantor.
Namun, bagaimana cara mereka membagi tagihan dalam acara ini?
Apalagi dengan beragam makanan dan minuman yang dipesan, sistem pembayarannya tidak selalu dibagi rata seperti di negara lain.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana orang Jepang membayar tagihan nomikai, terutama dalam lingkungan kerja, serta nilai budaya yang memengaruhi sistem ini.
Baca juga:
- Tradisi Minum-minum Selepas Bekerja di Jepang, Ini Pentingnya Ikut “Nomikai”
- Hanakin, Cara Orang Jepang Habiskan Jumat Malam Usai Kerja
- Budaya Kerja Jepang, 5 Cara Jadi Peka dalam Lingkungan Kerja
Mengenal Nomikai dalam Budaya Kerja Jepang
Nomikai adalah pertemuan sosial yang umumnya dilakukan setelah jam kerja, rekan kerja berkumpul untuk makan dan minum bersama.
Di Jepang, budaya kerja yang sangat hierarkis membuat interaksi antara senior dan junior di kantor menjadi cukup formal.
Nomikai memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berbicara lebih bebas dan membangun hubungan tanpa tekanan hierarki kantor yang terlalu kuat.
Meskipun suasananya lebih santai dibandingkan lingkungan kerja, tetap ada aturan tak tertulis dalam nomikai, seperti:
- Menuangkan minuman untuk orang lain
Mengisi gelas minuman untuk rekan kerja, terutama senior atau atasan, merupakan bentuk penghormatan. - Hierarki tetap berlaku
Walaupun acara ini lebih kasual, posisi dalam kantor tetap berpengaruh terhadap cara duduk, topik pembicaraan, hingga sistem pembayaran tagihan. - Dianjurkan ikut
Secara teknis, nomikai bukan acara wajib. Namun, karyawan yang sering absen dari acara ini bisa dianggap kurang berkomitmen dalam membangun hubungan dengan tim.
Jenis Nomikai dan Cara Pembayaran Tagihan
Secara umum, terdapat dua jenis nomikai di lingkungan kerja Jepang, yaitu nomikai formal dan nomikai santai.