Seseorang meninggalkan ruang kerja yang bersih untuk orang berikutnya.
Semangat inilah yang kemudian diperkuat lewat kampanye 「思いやりのリレー運動」(Relay Omoiyari) dari National Institute of Youth Education.
Kampanye tersebut mengajak masyarakat menjaga fasilitas umum tetap bersih agar bisa digunakan dengan nyaman oleh orang lain.
Berbeda dengan empati atau simpati yang berfokus pada perasaan, omoiyari lebih menekankan pada tindakan nyata.
Hal-hal kecil yang dilakukan dengan tulus dapat memberi dampak besar pada kenyamanan bersama.
Sejak kecil, anak-anak di Jepang sudah diperkenalkan pada nilai ini.
Di sekolah dasar, siswa terbiasa membersihkan ruang kelas, toilet, hingga fasilitas olahraga setiap hari.
Tidak ada petugas kebersihan khusus, karena semua murid ikut bertanggung jawab.
Kegiatan ini menjadi bagian dari kurikulum “特別の教科 道徳” (Tokubetsu no Kyōka Dōtoku atau Pendidikan Moral Khusus).
Melalui kurikulum tersebut, siswa belajar cara menunjukkan omoiyari dan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari.