Pemerintah Jepang kini mendorong petani untuk kembali menanam lebih banyak padi, setelah selama beberapa dekade mengalihkan fokus ke komoditas lain.
Perubahan kebijakan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba dalam rapat tingkat menteri pada Selasa, menyusul lonjakan harga beras yang hampir dua kali lipat dalam setahun terakhir.
Baca juga:
Dalam pernyataannya, Ishiba menegaskan bahwa kebijakan pertanian akan direvisi untuk tahun fiskal 2027.
Alih-alih melarang penanaman padi, pemerintah akan mendukung petani agar lebih berani meningkatkan produksi.
Melansir kantor berita AFP (5/8/2025), dukungan itu akan difokuskan pada pertanian padi skala besar serta akses ke teknologi terbaru.
Langkah ini diambil sebagai respons atas kelangkaan beras akibat gangguan rantai pasok yang berdampak pada harga.
Kondisi ini memaksa pemerintah untuk mulai menggunakan cadangan darurat sejak Maret lalu, padahal sebelumnya hanya digunakan dalam situasi bencana.
Tujuannya adalah membantu konsumen dan pelaku usaha kuliner menghadapi lonjakan harga.