Kaleng itu dibuang, namun dari dalamnya muncul roh kedua anak itu dan segumpal cahaya kunang-kunang.
Narasi kemudian berlanjut ke kilas balik saat bom-bom mulai dijatuhkan oleh pesawat B-29 Amerika di kota Kobe.
Sang ibu yang menderita sakit jantung mencoba berlindung ke tempat aman, sementara Seita dan Setsuko tertinggal dan harus menyelamatkan diri sendiri.
Setelah malam yang mencekam, mereka kembali ke kota dan menemukan rumah mereka telah hancur.
Mereka mendapat kabar bahwa sang ibu ditemukan dalam keadaan terbakar parah akibat serangan.
Ia sempat dirawat, namun akhirnya meninggal dan dikremasi massal bersama korban lainnya.
Seita tidak tega memberitahu Setsuko bahwa ibunya sudah meninggal, dan hanya mengatakan bahwa sang ibu sedang sakit.
Setelah kehilangan sang ibu, Seita dan Setsuko tinggal di rumah bibi mereka di Nishinomiya.
Mereka diminta menjual kimono peninggalan ibu demi mendapatkan beras.
Seita sempat mengambil kembali barang-barang yang ia kubur sebelum pengeboman, termasuk sebuah kaleng permen yang ia sembunyikan dari bibinya.