Gempa berkekuatan magnitudo 8,8 yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025) pagi, memicu peringatan tsunami di sebagian besar wilayah pesisir Jepang.
Melansir Kyodo News (30/7/2025), gelombang tsunami tercatat melebihi satu meter di beberapa lokasi.
Hingga malam hari, jutaan warga dievakuasi ke tempat aman.
Pusat gempa terletak sekitar 120 kilometer sebelah timur-tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky dengan kedalaman sekitar 20 kilometer.
Gempa ini tercatat pada pukul 08.24 waktu Jepang dan semula dilaporkan bermagnitudo 8,0.
Setelah peninjauan, Badan Meteorologi Jepang (JMA) menaikkan kekuatannya menjadi magnitudo 8,7 dan kemudian 8,8.
JMA mengeluarkan peringatan tsunami pada pukul 08.37 yang berlaku untuk wilayah pesisir dari Hokkaido di utara hingga Prefektur Wakayama di barat, serta Kepulauan Ogasawara di selatan Tokyo.
Gelombang tsunami setinggi 1,3 meter tercatat di Pelabuhan Kuji, Prefektur Iwate, sekitar pukul 13.52 waktu setempat.
Baca juga:
Tsunami tercatat di 22 dari 47 prefektur di Jepang, mulai dari Hokkaido hingga Okinawa.
Gelombang setinggi 80 sentimeter dilaporkan di Nemuro (Hokkaido) dan Pulau Hachijo di selatan Tokyo, serta 20 sentimeter di kawasan Harumi, Tokyo.
Pemerintah Jepang mengimbau warga untuk tetap mengungsi meskipun gelombang pertama telah surut.
JMA menyatakan bahwa gelombang tsunami diperkirakan akan tetap tinggi selama sekitar satu hari.
Akibat peringatan ini, sekitar dua juta orang diperintahkan untuk mengungsi atau segera mencari tempat aman.
Meskipun tidak ada laporan korban jiwa langsung akibat tsunami, pihak kepolisian melaporkan seorang wanita berusia 58 tahun di Prefektur Mie meninggal setelah mobilnya jatuh dari tebing.
Insiden tersebut diduga terjadi karena kesalahan kemudi.
Sejumlah warga juga dilaporkan mengalami cedera atau sakit akibat kelelahan dan suhu tinggi saat proses evakuasi.
Jepang mencatat suhu tertinggi pada hari itu, yakni 41,2 derajat Celsius di Kota Tamba, Prefektur Hyogo.
Menjelang malam, JMA menurunkan status peringatan menjadi imbauan di hampir seluruh wilayah terdampak.
Pada pukul 18.30 waktu Jepang, status peringatan masih berlaku untuk lima prefektur, yaitu Hokkaido, Aomori, Iwate, Miyagi, dan Fukushima.
Peringatan untuk wilayah lain diturunkan pada pukul 20.45.
Peringatan tsunami ini memengaruhi berbagai sektor, termasuk transportasi dan bisnis.
Bandara Sendai di Prefektur Miyagi menutup landasan pacunya. Operator kereta JR East, JR Central, dan JR Hokkaido menghentikan layanan di sejumlah jalur dekat pesisir.
Penumpang dan kru dievakuasi dari dalam kereta sebagai langkah pengamanan.
Aktivitas industri dan ritel juga terganggu. Nissan Motor Co. menghentikan produksi di pabrik perakitan dan pabrik suku cadang di Prefektur Kanagawa dan Fukushima.
Karyawan di kantor pusat Yokohama diminta pindah ke lantai lima atau lebih tinggi. Ruang pameran di lantai dasar juga ditutup.
Kirin Holdings Co. menghentikan operasi di dua pabrik bir dan satu kilang anggur di Kanagawa dan Miyagi.
Sapporo Holdings Ltd. menutup pabrik di Shizuoka.
Toko serba ada seperti Seven-Eleven Japan Co. menutup sekitar 260 gerai di Hokkaido, Wakayama, dan prefektur lain.
Lawson Inc. dan FamilyMart Co. juga menutup sekitar 270 toko masing-masing.
Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO) menghentikan pelepasan limbah air radioaktif yang telah diolah dari kompleks PLTN Fukushima Daiichi sejak pukul 09.05.
Para pekerja dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Tidak ada gangguan terdeteksi di fasilitas nuklir lainnya.
Warga yang tinggal di wilayah rawan tsunami langsung merespons peringatan dengan cepat.
Di taman yang terletak di dataran tinggi di Kota Ishinomaki, Prefektur Miyagi, wilayah yang pernah terdampak parah pada tsunami 2011, banyak warga dan wisatawan berkumpul untuk mengungsi.
Seorang pria berusia 50-an tahun yang kehilangan rumahnya dalam bencana 2011 mengatakan, ia memilih untuk tetap bertahan di lokasi evakuasi meskipun gelombang pertama telah surut.
Ia mengingat pengalamannya melihat banyak orang tersapu gelombang kedua dan ketiga.
Di pantai Shirahama, Prefektur Wakayama, sejumlah pengunjung segera meninggalkan lokasi setelah mendengar pengumuman tsunami melalui pengeras suara kota.
Sota Kuroyanagi (32), yang datang bersama keluarganya dari Kyoto, mengatakan bahwa mereka memilih pulang lebih awal demi keselamatan anak mereka.
Sementara itu, Kantor Berita Rusia Tass melaporkan bahwa tsunami setinggi 5 hingga 6 meter terlihat di wilayah Kamchatka dan pulau-pulau terdekat.
Laporan ini mengacu pada observasi visual yang disampaikan oleh kepala laboratorium tsunami dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Pemerintah Jepang menegaskan komitmennya untuk melindungi keselamatan warganya.
Perdana Menteri Shigeru Ishiba memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga untuk mengambil langkah mitigasi secepat mungkin.
Ia menyampaikan bahwa semua upaya akan dilakukan untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan yang lebih luas.
© Kyodo News
View this post on Instagram